Lihat ke Halaman Asli

Impor Indonesia

Diperbarui: 10 September 2015   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini saya akan sedikit membahas tentang Impor Negara kita, saya akan memakai data dari doingbusiness.org (bagian dari World Bank Group) data yang sama juga digunakan oleh BKPM RI dan menurut bisikan rumput, data ini juga yang membuat Pak Jokowi ngamuk.

Ease of Doing Business in Indonesia

 Ease of Doing Business in Indonesia

Dari kedua data tersebut, terlihat untuk topic “TradingAcross Borders” mengalami penurunan prosentase sebesar 0,55% dan rangkingnya menurun. Parahnya lagi, diberi symbol X yang artinya malah membuat makin rumit untuk melakukan bisnis. Apa penyebab nya ? Doing business menjelaskan Trading Across Borders menjadi lebih sulit karena infrastruktur yang tidak memadai di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak.

Apa cuma itu masalah? ternyata masih ada yang lain.

 

Dari data tersebut terlihat untuk ekspor, Indonesia sudah agak berhasil melakukan reformasi terkait ekspor. Seperti : jumlah document untuk ekspor di Indonesia cuma sebanyak 4 document (Bill of landing,commercial invoice, packing list, dan PEB (export declaration form)) jumlah itu sama dengan jumlah document Organisationfor Economic Co-operation and Development (OECD) dan lebih baik jika dibandingkan dengan Negara di East Asia & Pasific.

Tapi untuk Impor, luar biasa. Document administrasi sebanyak 8 document (paling banyak dari Negara lain), waktu yang dibutuhkan luar biasa 26 hari (paling lama dari yang lain, hampir 1 bulan), dan lebih luar biasa lagi biaya untuk impor per container paling murah Cuma US$660.

Luar biasa administrasi Impor Indonesia. Mungkin kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi besaran Impor Indonesia sehingga berdampak pada berkurangnya defisit neraca perdagang sehingga kurs nilai tukar rupiah dapat stabil. Benar kalau kebijakan nya tersebut. Tapi, bukan nya ini menimbulkan potensi“permainan” dan menganggu besar nya ekspor Indonesia (karena jumlah container impor yang parkir di pelabuhan itu lebih banyak, sehingga menganggu proses ekspor kita).

So, apa yang akan dilakukan ? saya apresiasi dengan langkah yang diambil oleh Pak Jokowi. Seperti : menaruh tokoh kepala batu untuk mengkoordinir kemaritiman, melakukan deregulasi kebijakan tumpang tindih dan menghambat, dll.

Tapi kalau upaya ini berhasil, apakah jumlah impor Negara kita akan meningkat sehingga menyebabkan rupiah makin terdepresiasi dibandingkan dengan mata uang dollar amerika serikat ?

Semoga pemerintah juga sudah melihat sampai kesitu…

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline