Lihat ke Halaman Asli

Diyon AstaUtama

Mahasiswa Universitas Bengkulu

Bea Cukai dan Verifikasi Nilai Kepabeanan: Perspektif Akuntansi dalam Kasus Mainan Megatron Auto-Transform

Diperbarui: 15 Mei 2024   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Belakangan ini terjadi insiden menarik perhatian terkait paket mainan Megatron auto-transform yang tertahan oleh Bea Cukai di Penyedia Jasa Titipan (PJT) DHL Express Indonesia. Insiden ini menyoroti pentingnya dokumen pengiriman yang lengkap dan valid serta relevansi akuntansi dalam proses kepabeanan dan pengelolaan inventaris perusahaan. Keluhan dari youtuber Meidy, yang mengalami keterlambatan pengiriman paketnya karena nilai barang yang dianggap tidak sesuai ketentuan oleh Bea Cukai, memicu perhatian terhadap prosedur kepabeanan ini.


Kronologi Kejadian

Saat paket berisi mainan Megatron auto-transform tiba di Indonesia, Bea Cukai menemukan bahwa importir tidak menyertakan data pendukung terkait nilai barang tersebut. Karena mainan ini merupakan produk baru dan belum ada referensi harga resmi, petugas Bea Cukai menggunakan nilai referensi barang sejenis yang diperoleh dari internet, menetapkan nilai sementara pada angka 1.699 dolar AS. Sementara itu, Meidy menyatakan bahwa harga mainan tersebut hanya sekitar 899 dolar AS, jauh di bawah nilai yang ditetapkan oleh Bea Cukai.

Proses Verifikasi dan Penyelesaian

Untuk menyelesaikan ketidaksesuaian ini, Bea Cukai melakukan koordinasi dengan PJT DHL serta pihak lainnya. Proses verifikasi nilai barang melibatkan pemeriksaan fisik paket, dan petugas PJT diminta untuk membuka paket guna memastikan isinya sesuai dengan nilai yang dinyatakan.

Askolani, pejabat Bea Cukai, menegaskan bahwa tindakan pengecekan tersebut dilakukan untuk memastikan keadilan dan transparansi. "Jadi konsumen robotik mempertanyakan kenapa kotaknya rusak? Kita tidak berkompeten membuka penutup. Sekarang kita fair dan clear ya," tegas Askolani. Meskipun terjadi sedikit kerusakan pada kemasan paket, prosedur pengecekan dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Senior Technical Advisor DHL Express Indonesia, Ahmad Mohamad, mengakui adanya kerusakan pada kemasan paket tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Bea Cukai maupun Meidy, menunjukkan rekaman CCTV sebagai bukti prosedur pengecekan isi barang. "Cuma ada masalah sedikit. Sayangnya adalah ada kerusakan sedikit pada toy itu, secara SOP gampang diatasi," katanya.

Relevansi Akuntansi dalam Kasus Ini

Kasus ini memiliki relevansi kuat dengan akuntansi, terutama dalam beberapa aspek berikut:

  1. Valuasi dan Pengakuan Aset:Akuntansi bertanggung jawab atas penilaian dan pengakuan aset, termasuk barang dagangan. Ketika nilai barang tidak jelas, seperti mainan Megatron auto-transform yang baru, diperlukan metode penilaian yang tepat. Bea Cukai menggunakan referensi dari internet untuk menetapkan nilai, mirip dengan praktik akuntansi yang menggunakan nilai pasar wajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline