Mungkin judulnya terkesan terlalu hiperbola. Tapi sekarang ini jadi pemilik perusahaan dengan 100 ribu bukan hal mustahil lagi lho! Wahh, terdengar menarik. Gimana caranya?
Caranya sangat sederhana tapi tidak mudah. Sebagian dari kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah saham. Secara sederhana saham dapat diartikan sebagai bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Nah, berati ketika membeli saham secara tidak langsung telah memiliki juga perusahaan tersebut. Sederhana kan?
Nah tidak mudahnya gini nih!
Banyak banget yang salah cara membeli saham. Beberapa orang malah terjerumus dalam saham gorengan. Apalagi beberapa orang yang mudah tergoda imbal hasil cepat sering kali malah membuat dirinya terjebak dalam investasi bodong. Tapi yang buat bingung adalah apa itu saham gorengan dan investasi bodong?
Sebenarnya saham gorengan ini bukanlah istilah yang sesungguhnya. Seperti halnya gorengan yang murah dan banyak digemari masyarakat. Namun dilarang dikonsumsi terlalu banyak karena alasan kesehatan. Begitulah istilah 'gorengan' dalam saham. Nominal harga saham yang kecil namun memimiliki perubahan harga dengan cepat ini yang dinamakan saham gorengan. Beberapa orang biasanya akan terkecoh untuk membelinya karena grafik pergerakannya yang terus naik. Namun kemudian setelah membeli saham tersebut justru menunjukan arah kebalikannya. Turun begitu dalam hingga akhirnya bukan keuntungan yang didapat justru kerugian.
Lalu bagaimana dengan investasi bodong? Bagaimana bisa investasi bisa bodong?
Beberapa dari kita mungkin sering mendengar kalimat investasi bodong pada berita atau pun media massa. Yang menjadi pertanyaan adalah kita sudah sangat sering mendengar istilah investasi bodong. Namun, kenapa masih saja tertipu dengan instrumen dan imbal hasil yang ditawarkan investasi bodong?
Dasarnya 'bodong' merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukan keadaan bagian pusar tubuh manusia. Keadaan tidak normal dimana harusnya normal menjorok kedalam namun pusar menjorok keluar. Seperti itulah dalam investasi, tawaran keuntungan yang tidak normal dan tidak wajar ini lah yang kadang membuat orang-orang tergiur sekaligus terjerumus didalamnya. Iming-iming mendapat keuntungan dalam waktu singkat ini yang menjadi senjata utama mereka para pelaku investasi bodong.
Ini lah yang harus dicermati seksama geis!
Munafik namanya jika melakukan suatu usaha bahkan investasi tidak meniginginkan keuntungan. Manusiawi itu namanya, namun harus tetap rasional. Lalu bagaimana dengan 100 ribu jadi pemilik perusahaan? Apakah ini juga termasuk saham gorengan dan investasi bodong?
Jangan khawatir! Ini cara yang benar dan telah aku lakukan juga. Ketika musim pandemic, keadaan krisis tidak hanya terjadi pada kesehatan namun juga terjadi krisis perekonomian. Beberapa kali IHSG(Indek Harga Saham Gabungan) Indonesia terkoreksi. Menurunya IHSG merupakan cerminan menurunya juga saham-saham dalam bursa.