Lihat ke Halaman Asli

Gelisah Anak Petani di Hadapan PPG

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dari awal memilih ingin menjadi seorang Guru agar dapat mengangkat derajat orang tua adalah keinginan yang amatlah wajar dengan latar belakang orang tua sebagai seorang petani yang menggarap ladang dengan berbagai jenis tanaman seperti Padi, Bawang merah, bawang putih, palawija dan lainnya. Ketidaktentuan pendapatan orang tua menjadi pendorong keinginan untuk menjadi lebih baik dengan cara duduk sebagai seorang mahasiswa disalah satu Perguruan Tinggi sebagai modal untuk mendapatkan ilmu dan title “Sarjana Pendidikan” .

Mendengar adanya kewajibanlulusan Sarjana Pendidikan harus mengikuti Pendidikan Profesi Guru atau PPG, kebijakan ini diberlakukan untuk melahirkan guru-guru yang profesional setelah menempuh studi 4 tahun membuat orang tua yang berprofesi sebagai petani keberatan akan biaya yang mahal. Keadaan ekonomi orang tua yang tidak menentu karena yang namanya petani dihadapkan pada dua final kalau tidak hasil panen baik ya gagal panen.

Harapan agar selalu ada peluang beasiswa guna meringankan beban biaya yang harus orang tua keluarkan setelah membiaya anak sewaktu menempuh sarjana selama empat tahun sangat diharapkan. Tentu dengan ketentuan dan kriteria yang sudah disepakati semisal prestasi dan tingkat ekonomi yang kurang mampu.

Semoga dengan keluarnya kebijakan ini, para petinggi negara juga memprjuangkan nasib calon guru agar dapat bekerja dengan selayaknya sehingga nantinya dapat membantu orang tua dan pastinya ikut andil dalam mencerdaskan anak-anak Bnagsa menuju Generasi yang cerdas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline