Lihat ke Halaman Asli

Diyana Wulandari

Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

Korban Ketidakadilan: Kisah Perundungan di Pondok

Diperbarui: 30 Mei 2024   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.instagram.com/p/C7l1HkRvSsp/?igsh=dzNqZ3B0aGs1aWVk

Di sebuah pondok pesantren, ada seorang santriwati bernama Alifah yang dikenal sebagai anak yang baik hati dan patuh. Suatu hari, sekelompok santriwati, termasuk Alifah, terlibat dalam insiden kenakalan di pondok . Mereka tertangkap basah melangggar peraturan pesantren. Ketika pihak sekolah memeriksa insiden tersebut, mereka menemukan bahwa Alifah sebenarnya tidak ikut melanggar Bahasa dalam pondok.

Setelah penyelidikan, Ustadzah memutuskan untuk menghukum semua santriwati yang terlibat kecuali Alifah. Keputusan ini membuat teman-teman Alifah merasa marah dan iri. Mereka beranggapan bahwa Alifah seharusnya juga mendapat hukuman karena berada di tempat itu. Kemarahan ini memicu perundungan terhadap Alifah. Setiap hari, Alifah mulai mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya. Mereka mencemoohnya dan mengucilkannya.

Alifah merasa sangat tertekan dan bingung. Dia tidak mengerti mengapa teman-temannya begitu marah padanya hanya karena dia tidak dihukum. Perundungan yang terus-menerus membuatnya merasa takut dan tidak nyaman berada di sekolah. Akhirnya, seorang Ustadzah Inna, menyadari perubahan perilaku Alifah yang menjadi pendiam dan sering terlihat murung.

Ustadzah Inna memutuskan untuk berbicara dengan Alifah secara pribadi. Dalam percakapan tersebut, Ustadzah mendengarkan semua cerita yang di alami Alifah. Ustadzah Inna segera mengambil tindakan dengan memanggil santriwati - santriwarti yang merundung Alifah dan mengadakan pertemuan mediasi. Dalam pertemuan tersebut, Ustadzah Inna menjelaskan betapa pentingnya sikap adil dan empati serta dampak negatif dari perundungan terhadap korban.

Kasus Alifah mengajarkan kita bahwa ketidakadilan dapat memicu perundungan, yang berdampak serius pada korban. Penting bagi kita semua, terutama para pendidik dan pemimpin, untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil didasarkan pada keadilan dan kebenaran. Selain itu, perlunya menanamkan nilai-nilai empati dan rasa hormat antar sesama agar dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua.

Kisah ini juga menekankan pentingnya campur tangan yang tepat waktu dari pihak yang berwenang untuk menghentikan perundungan dan memberikan dukungan kepada korban. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung, di mana setiap individu merasa dihargai dan dilindungi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline