Lihat ke Halaman Asli

Konflik dan Integrasi Sosial Dalam Kehidupan Masyrakat Modern

Diperbarui: 18 Desember 2024   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Dalam kehidupan masyarakat modern, konflik dan integrasi sosial menjadi dua aspek penting yang tidak terelakkan. Konflik mencerminkan adanya dinamika sosial yang kompleks akibat perbedaan kepentingan, nilai, atau pandangan hidup. Sementara itu, integrasi sosial menjadi upaya menciptakan harmoni di tengah keragaman masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto (2006), konflik adalah proses sosial di mana dua pihak berusaha saling menyingkirkan dengan menghancurkan atau membuat pihak lain tidak berdaya. Namun, konflik tidak selalu menghasilkan dampak negatif. Sebaliknya, Emile Durkheim (1893) menekankan bahwa konflik dapat mendorong solidaritas baru yang menguatkan masyarakat.

Sebagai fenomena yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial, konflik dan integrasi sosial memiliki akar penyebab yang beragam, dampak yang signifikan, dan solusi yang membutuhkan kerja sama berbagai pihak. Dalam esai ini, akan dibahas penyebab, bentuk, dan dampak konflik sosial, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai integrasi dalam masyarakat modern.

Penyebab Konflik Sosial di Masyarakat Modern

Konflik sosial muncul dari berbagai penyebab, termasuk perbedaan kepentingan, ketidakadilan, serta pengaruh globalisasi dan modernisasi.

  • Perbedaan Kepentingan

Perbedaan kepentingan menjadi salah satu penyebab utama konflik. Dalam masyarakat modern, kelompok dengan kepentingan ekonomi, politik, dan sosial yang berbeda sering kali bersaing untuk mencapai tujuan mereka. Misalnya, konflik antara buruh dan pengusaha terkait upah minimum mencerminkan adanya ketegangan antara dua pihak dengan kepentingan berbeda. Menurut Karl Marx (1867), konflik kelas terjadi karena eksploitasi kaum buruh oleh pemilik modal, yang pada akhirnya memunculkan ketidakadilan struktural.

  • Ketimpangan Sosial dan Ekonomi

Ketimpangan sosial dan ekonomi yang tinggi juga menjadi pemicu konflik. Ketika sebagian kecil masyarakat menguasai sebagian besar sumber daya, kelompok-kelompok yang termarjinalkan cenderung merasa tidak puas dan memberontak. Dalam konteks ini, konflik sering kali muncul dalam bentuk demonstrasi, pemogokan, atau bahkan kerusuhan.

  • Globalisasi dan Perubahan Budaya

Globalisasi membawa dampak positif dan negatif pada masyarakat modern. Di satu sisi, globalisasi memperluas akses terhadap teknologi dan informasi. Namun, di sisi lain, globalisasi juga menimbulkan konflik budaya ketika nilai-nilai lokal berbenturan dengan budaya global. Sebagai contoh, generasi muda yang mengadopsi budaya populer Barat sering kali dianggap melanggar norma tradisional oleh generasi tua. Menurut Samuel Huntington (1996), pertemuan budaya global dapat memicu "benturan peradaban" yang mengancam harmoni sosial.

Dampak Konflik Sosial

Konflik sosial dapat membawa dampak positif maupun negatif, tergantung pada bagaimana konflik tersebut dikelola.

1. Dampak Negatif

  • Disintegrasi Sosial

Konflik yang tidak terselesaikan dapat memicu polarisasi dan perpecahan di masyarakat. Misalnya, konflik horizontal antara kelompok agama atau suku sering kali mengakibatkan kerusuhan sosial yang sulit dipulihkan.

  • Kerugian Ekonomi
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline