Bojonegoro adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki hasil bumi ketela pohon (singkong). Bagi masyarakat Bojonegoro, ketela pohon kerapkali diolah sebagai salah satu alternatif bahan makanan pokok yang dikenal dengan olahan nasi tiwul. Selain nasi tiwul, ketela pohon atau yang sering disebut dengan menyok dapat juga diolah sebagai camilan yang disebut dengan balung kuwuk.
Dalam Bahasa Jawa, balung artinya tulang dan kuwuk adalah sejenis kucing hutan. Akan tetapi, camilan balung kuwuk ini bukanlah tulang kucing. Dinamakan balung kuwuk karena camilan ini keras seperti tulang. Wajar saja bila balung kuwuk ini keras karena irisannya yang tebal sehingga penikmat camilan ini hanya mereka yang masih memiliki gigi yang roso – kuat.
Proses pengolahan balung kuwuk dimulai dengan pemilihan bahan utama yaitu ketela pohon. Pemilihan bahan utama ini harus dilakukan karena tidak semua ketela pohon memiliki kualitas yang bagus. Bagus tidaknya ketela pohon tersebut tergantung pula pada kualitas tanahnya. Berdasarkan pengamatan, singkong yang ditanam di area persawahan biasanya akan lebih bagus dibandingkan dengan singkong yang ditanam di luar persawahan. Bila kulit ketela pohon mudah mengelupas, bisa dipastikan ketela pohon itu berkualitas bagus.
Singkong-singkong yang telah dikupas, dicuci bersih dan dipotong-potong menjadi dua atau tiga potong tergantung besar kecilnya , selanjutnya dikukus selama kurang lebih 20 hingga 30 menit. Setelah 20 hingga 30 menit berlalu, singkong diangkat dan ditiriskan hingga dingin. Selanjutnya, singkong diiris tipis-tipis dan dijemur . Jika cuaca terik, proses penjemuran akan berlangsung selama satu hingga dua hari. Namun, bila cuaca kurang bersahabat, maka penjemuran berlangsung lebih dari tiga hari.
Bila proses penjemuran selesai, balung kuwuk kering yang masih mentah selanjutnya digoreng. Usahakan takaran minyak yang dipakai cukup banyak sehingga balung kuwuk matang merata. Setelah dirasa cukup tingkat kematangannya - bukan gosong- balung kuwuk diangkat dan ditiriskan. Tunggu hingga dingin dan balung kuwuk siap dinikmati.
Dulu, balung kuwuk dinikmati dalam rasa original, maksudnya hanya rasa asli singkong layaknya rasa keripik singkong pada umumnya tanpa ada perasa. Namun, saaat ini camilan balung kuwuk dapat dinikmati dalam beberapa varian rasa mulai dari manis, manis pedas dan balado. Tentu saja varian rasa ini akan menambah cita rasa balung kuwuk semakin yummy dan semakin dicari. .
Seiring dengan kemajuan jaman dan berkembangnya kreatifitas manusia, secara perlahan balung kuwuk menjadi salah satu produk jajanan unggulan di Kabupaten Bojonegoro. Dengan rasa yang menggoyang lidah ditambah lagi dengan tampilan kemasan yang elok, camilan ini pada akhirnya menjadi salah satu icon khas kota Bojonegoro yang banyak terdapat di pusat oleh-oleh.
Sungguh perkembangan positif yang luar biasa! Dari yang awalnya hanya camilan rumahan akhirnya menjelma menjadi camilan populer yang bernilai jual tinggi. Inovasi dan kreasi balung kuwuk ini tidak lepas dari peran serta Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kabupaten Bojonegoro. Dinperinaker Bojonegoro tiada segan memberikan pelatihan warganya untuk mengembangkan diri menjadi entrepreneur atau wirausahawan (dinperinaker.bojonegorokab.go.id/). Pelatihan-pelatihan ini memberikan positive vibes pula bagi pelaku Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bojonegoro (IKM), khususnya pengusaha balung kuwuk.
Bagi yang penasaran dengan balung kuwuk, Sahabat Kompasianer bisa langsung ke toko atau pusat oleh-oleh. Namun, bila Sahabat Kompasianer mager-malas gerak- ataupun berada jauh dari Bojonegoro, bisa membelinya lewat online. Tidak mahal, kok. Kisaran harga yang ditawarkan adalah Rp. 15.000,00 hingga Rp. 25.000,00, tergantung varian rasa yang dipilih. Tinggal klik dan camilan balung kuwuk pun sampai di rumah dan siap untuk dinikmati. Mudah, bukan? So, tunggu apa lagi? Yuk, nikmati si kriuk balung kuwuk! Dijamin bakal menggoyang lidah dan membuat Sahabat Kompasianer tidak berhenti untuk ngemil. Kriuk..kriuk..kriuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H