Lihat ke Halaman Asli

Diyah Kalyna

Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Duhai Anak! Tataplah Matahari yang Menyinari Bumi

Diperbarui: 18 Januari 2020   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bukan tentang kemewahan yang diinginkan, tetapi tentang kebersamaan yang dirindukan.

Setapak meninggalkan, terasa berat, bagaikan rantai besi yang melingkari kedua kaki. ketika harus melepaskan kebersamaan, walaupun berlabel sementara.

Segala kesempurnaan hidup secara fisikal terpenuhi, bukan lantas menawarkan keindahan, apalagi kebahagiaan.

Nyatanya, perasaan memiliki masih merajai ruang hati, hingga sulit dipisahkan walau dengan tujuan masa depan lebih cerah.

Duhai anak!
Tataplah matahari yang menyinari bumi
Memberikan kehangatan kepada seluruh alam ini

Dan langkahmu. Berjalanlah!
Jangan menoleh lagi, hingga keyakinanmu menggenggam arah tujuanmu.

Hingga jemarimu menyempurnakan kalimat
ketika menuliskan kisahmu hari ini, esok dan nanti

Duhai anak!
Kejayaan terbentang di ujung sana
Kejarlah! Raihlah!
Karena Tuhan, tidak akan mengubah garis hidup hambanya
Jika tidak dimulai dari diri sendiri

**

Permata Biru, 18 Januari 2020
Diyah Kalyna




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline