Siapa yang tak ingin menggapai impian? Rasanya hampir semua orang memiliki impian dan ingin mewujudkannya. Mulai dari anak-anak sampai dewasa, kita selalu memiliki target atau tujuan hidup. Baik tujuan hidup tiga tahun ke depan, lima tahu ke depan, sampai sepuluh tahun ke depan. Sayangnya, tidak semua dari kita bisa menggapai impian. Sering kali kita berhenti di tengah jalan saat mengalami kegagalan. Padahal untuk menuju kesuksesan ada proses yang harus dilewati.
Salah satu cara terbaik untuk menggapai impian adalah dengan membangun grit sedini mungkin dalam diri kita. Saat kita sadar tujuan hidup kita dan ingin menggapainya, saat itulah seharusnya kita membangun grit. Dengan membangun grit akan membuat kita konsisten dengan tujuan ingin dicapai. Selain itu, kita tidak akan mudah menyerah saat mengalami kegagalan. Untuk lebih detail tentang grit, baca terus, ya!
Apa itu Grit?
Mungkin dari kita belum banyak yang tahu tentang grit, atau memang tidak menyadari ada grit dalam diri kita yang memiliki potensi untuk menggapai impian. Grit adalah ketekunan yang berkelanjutan dalam mencapai sasaran jangka panjang, tanpa memedulikan penghargaan ataupun pengakuan dari orang lain. Dengan membangun grit dalam diri, kita akan lebih fokus dengan tujuan hidup meskipun tidak mendapat penghargaan atau pengakuan orang lain. Bahkan meskipun kita memiliki hambatan untuk mencapai tujuan , kita tetap akan fokus.
Pembahasan selanjutnya, mungkin tidak akan terlalu asing untuk kita. Grit ada dua dimensi, yaitu passion dan perseverance. Dengan memiliki passion, kita akan mampu bertahan dengan minat pada satu tujuan. Ini akan membuat kita lebih fokus karena minat kita tidak terbagi untuk beberapa tujuan. Sementara perseverance akan membuat kita tetap berjuang apa pun hambatan dan rintangan yang kita hadapi. Ini membuat kita lebih gigih dalam mencapai tujuan.
4 Tipe Grit
Grit sendiri memiliki empat tipe, yaitu:
- Achiever, kita mampu menetapkan tujuan (passion) dan tekun mencapainya (perseverance).
- Planner, kita mampu menetapkan tujuan, tahu apa yang disasar (passion), dan ketekunan (perseverance).
- Excutor, kita tekun mencapai target (perseverance), tapi masih butuh bimbingan menetapkan sasaran (passion)
- Pivoter, kita belum mengenal minat (passion), masih butuh bantuan agar tidak menyerah atau hilang fokus.
Dari keempat tipe di atas, manakah yang ada pada diri kita? Atau masih bingung? Untuk tahu lebih lanjut, baca terus, ya!
Setelah mengetahui tipe dari grit. Kita bisa tahu ciri-ciri orang yang memiliki grit tinggi, yaitu:
- Interest: kita memiliki ketertarikan dan rasa penasaran yang bertahan lama.
- Practice: kita merasakan deliberate practice, di mana kita belajar menguasai ketrampilan dan keahlian yang diminati melalui latihan-latihan yang mungkin membuat kita tidak nyaman dan menantang. Pada tahap ini kita telah mampu membuat tujuan yang spesifik, fokus yang penuh, dan mencari umpan balik.
- Purpose: kita telah memiliki tujuan lebih besar dari diri sendiri, punya tujuan untuk berkontribusi ke masyarakat.
- Hope: kita mempertahankan harapan ketika semua orang menyerah, optimis bahwa setiap orang dapat beradaptasi.
Sejauh ini menarik, bukan? Sudahkah kita merasakan ada grit selama ini tanpa kita sadari?
Namun, kita perlu hati-hati. jangan sampai kita salah persepsi. Ada beberapa hal yang bukan grit. Kita harus paham bahwa grit bukanlah sekadar kerja keras, melainkan juga berbicara mengenai konsistensi tujuan. Jika kita sudah berkerja keras, tapi tidak konsisten pada tujuan utama, itu bukanlah grit. Grit bukanlah satu-satunya hal yang menentukan kesuksesan, tapi ada kemampuan lain yang dimiliki pada orang sukses. Jangan terlalu fokus membangun grit. Grit bukan penentu kesuksesan kita. Ada banyak faktor yang menjadikan sesorang bisa sukses, salah satunya kemampuan untuk berinteraksi dan berhubungan baik dengan orang lain.