Lihat ke Halaman Asli

Diyah Ayu Nur Halimah

Writer, Content Creator

Kekuatan IndiHome: Tabrak Protokol Kesehatan untuk Riset ke Luar Negeri

Diperbarui: 15 Juli 2022   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels (Photo by Pixabay)

Apa itu karier? Apa itu passion? Dua pertanyaan itu selalu menghantuiku. Tahun 2017, saat mendekati kelulusan, beberapa pertanyaan muncul dipikiranku. Aku akan kerja apa? Di mana? Dengan siapa? Apakah aku akan menyukai pekerjaanku? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantuiku, hingga detik ini.

Penah kuliah di jurusan kebidanan dengan alasan mengikuti keinginan orang tua, tentunya agak menyulitkanku mengambil keputusan. Ingin lanjut bekerja sebagai bidan, tapi fisik tak mendukung. Aku punya gangguan syarat di bagian ekstremitas (tangan dan kaki) yang membuatku merasakan gemetar setiap saat, seperti tremor.

Ingin bekerja di tempat lain, tapi tak tahu harus ke mana. Karena aneh jika lulusan bidan, tapi kerja di tempat yang bukan kesehatan. Akhirnya, aku bekerja di Puskesmas sebagai pendata keluarga sehat yang mendata tiap-tiap rumah.

Setahun lebih bekerja sebagai pendata, tidaklah menyenangkan. Selain karena gaji yang tidak tepat, bisa dua bulan sekali bahkan setahun sekali, aku memutuskan keluar dari pekerjaan tersebut karena jenuh. Tak lama kemudian, aku diminta menjadi asisten dosen. Hal yang menyenangkan pastinya.

Pekerjaanku cukup ringan. Menyiapkan perkuliahan, membuat soal dan jawaban, revisi, membuat data lainnya, dan masih banyak lagi. Aku menyukainya, bukan karena jarak kampus dan rumah yang dekat, tapi karena mudah untuk dilakukan dengan waktu yang tidak terikat.

Namun, tetap saja aku merasa jenuh. Pergi dari rumah ke kampus terkadang membuatku lelah. Bertemu orang juga membuatku pusing. Dasar aku, introvert! Pekerjaan mudah tetap dianggap menjenuhkan.

Aku memang tidak suka bekerja dengan orang lain. Entah kenapa, aku bermimpi memiliki pekerjaan tanpa aturan. Tanpa bos dan suka-suka sendiri. Aku memimpikan pekerjaan itu. Dikutip dari buku Maxime Your Potential Kembangkan Keahlian, Ambil Risiko, & Bangun Karir Sesuai Potensi, aku dijuluki sebagai Radikal Bebas.

Dalam buku tersebut, maksud dari radikal bebas ingin menentukan kariernya sendiri dan menempatkan dunia agar bekerja baginya. Radikal bebas itu ulet, mandiri, dan sangat potensial.

Bertahun-tahun memimpikan itu, akhirnya aku menemukan karier yang kumimpikan. Menjadi penulis di platform online! Dreame pilihanku! Cukup mengetik di laptop. Tak terikat waktu, bisa kapan saja dan di mana saja. Pastinya mendapat bayaran tinggi berupa dollar.

Menjadi seorang penulis, tentunya tidak hanya sekadar menulis, tapi juga perlu persiapan yang matang.  Hal yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan dalam menulis cerita dan untuk menghindari writer block adalah riset.

Yup! Sepenting itu riset untukku. Mengingat saat aku menemukan kebahagiaanku dalam menulis waktu pandemi, tentunya aku tidak bisa keluar bebas, yang ada aku bisa menabrak protokol kesehatan. Dan tidak mungkin juga riset keluar karena pasti biaya yang tidak sedikit. Untung ada IndiHome, Internetnya Indonesia!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline