Lihat ke Halaman Asli

Balada Tejo si Tukang Rayu

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yah, memang si Tejo bukanlah pemilik wajah ganteng dan berharta banjir seperti idaman wanita. Tetapi entah mengapa dia seperti magnet yang membuat wanita ingin bermuara. Berkeluh kesah tentang kejadian sehari-hari, padahal belum tentu juga Tejo mengerti, dia hanya menjawab seenak hati saja, berbicara seolah dia mengerti semuanya. Padahal ya, nggak juga. Status dia tak begitu menjanjikan untuk jadi investasi masa depan, hanya vokalis band pop ecek-ecek dan mahasiswa abadi yang bahkan dia juga sudah lupa jurusan kuliahnya. Lucu ya?hmm..dia memang pandai sekali merayu, dan wanita suka dirayu. Tidak selalu memakai kata manis saja dia pintar, awal berpura-pura berteman tapi mencoba berbagai kesempatan untuk mendekat.

Suti bukan wanita yang mau dirayu Tejo, cita rasa dia terhadap laki-laki terlalu tinggi dan Tejo tidak masuk hitungan. Tetapi kok Tejo menarik juga ya, dia gak ganteng tapi baik luar biasa, mau berkorban, tatapan matanya bikin luluh hati dan perasaan. Waw, Suti suka Tejo..atau cinta, atau sayang atau...apa lagi ya?! Suti mahasiswi pintar, tidak begitu cantik secara fisik, tapi karakternya asik untuk dilirik. Ternyata mau juga dipacari Tejo. Hati gak bisa bohong, kata Suti. Tapi Tejo entah mengapa hanya senang proses pada saat pendekatan tapi setelah "dapat" lalu lingkungan memberi dia tambahan nilai plus dalam urusan cinta, Tejo jadi sulit untuk ditelpon, sms gak pernah dibalas, gak suka dilarang dan sering sekali minta maaf karena alasan yang tak jelas. Suti kecewa. Sedih. Bingung. Kok Tejo gitu sih?

Ternyata Tejo suka berbicara cinta, suka merayu wanita tapi keberatan untuk terlalu banyak terlibat. Hidupku ini terlalu tidak bahagia untuk membahagiakan orang lain. Aku gak cukup ganteng, gak kaya dan tak punya masa depan. Sudahlah aku cukup merayu saja, menyimpan cinta di hati untuk dimakan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline