Lihat ke Halaman Asli

Divya Anggia

Mahasiswa

Filosofi Menerima: Berdamai dengan Keadaan, Melepaskan Beban dan Menemukan Kebebasan

Diperbarui: 23 Juli 2024   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Filosofi Menerima: Berdamai dengan Keadaan, Melepaskan Beban dan Menemukan Kebebasan

Menerima adalah sebuah konsep yang kompleks juga memiliki banyak makna dan interpretasi tergantung pada konteksnya. Menerima merupakan kata sederhana yang pengimplementasian nya sulit terlaksana. Menerima, lebih dari sekadar mengikhlaskan, merupakan sebuah filosofi mendalam yang menuntun kita menuju kedamaian dan kebahagiaan sejati. Di balik kesederhanaan kata "menerima", terkandung makna yang kaya dan kompleks, membuka gerbang menuju pemahaman diri dan realitas kehidupan. Jadi sebetulnya menerima bukan sekedar Ikhlas atas apa yang telah terjadi, lebih dalam dari itu menerima melampaui batas Mengikhlaskan.

Mengikhlaskan sering diartikan sebagai melepaskan diri dari rasa sedih atau kecewa atas kejadian yang telah berlalu. Namun, menerima juga berarti melangkah lebih jauh. Menerima bukan hanya tentang melepaskan emosi negatif, tetapi juga tentang mengakui dan memahami realitas yang ada, baik yang positif maupun negatif. Artinya dengan menerima kita akan menemukan makna dibalik kejadian. Menerima bukan berarti menyetujui semua yang terjadi. Ini tentang membuka diri untuk melihat situasi apa adanya, tanpa penolakan atau perlawananmenjadikannya pelajaran berharga untuk bertumbuh dan berkembang.

Maka dari itu makna dari menerima juga adalah berhenti menolak. Penolakan terhadap realitas hanya akan menjebak kita dalam spiral emosi negatif. Menerima, di sisi lain, membebaskan kita dari belenggu penolakan, yang memungkinkan kita untuk berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. Menerima merupakan kunci untuk membuka pintu menuju kedamaian dan kebahagiaan sejati. Dengan menerima realitas, kita melepaskan diri dari beban masa lalu dan fokus pada masa depan dengan penuh optimisme.

Menerima bukanlah proses yang mudah dan instan. Ini membutuhkan komitmen, kesabaran, dan usaha. Seiring berjalannya waktu, dengan latihan dan refleksi, kita akan semakin mampu menerima realitas dengan lapang dada, membuka jalan menuju kesadaran diri dan kebahagiaan sejati. Filosofi menerima merupakan sebuah perjalanan yang berkelanjutan, mengantarkan kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita. Karna menerima adalah progres yang akan selalu jadi proses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline