Lihat ke Halaman Asli

divo eko sanjoyo

mahasiswa elekro unjani

Memahami Figur Jenderal Achmad Yani sebagai Panutan Kepemimpinan di Masa Disrupsi

Diperbarui: 5 Juli 2024   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  Era disrupsi adalah masa di mana aspek-aspek dalam kehidupan berubah dengan cepat, sulit diprediksi, bahkan ke hal yang mendasar sekalipun (Bashori, 2018). Era disrupsi memberikan banyak tantangan bagi para pemimpin, hal ini karena di era disrupsi menuntut pemimpin untuk senantiasa adaptif dengan perubahan yang seringkali tidak linear dengan tatanan yang sudah dibangun sejak lama. Maka dari itu, seorang pemimpin harus menyiapkan strategi yang tepat dalam menghadapi tantangan di era disrupsi.

     Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi mempengaruhi lini kehidupan manusia dari berbagai sektor. Sektor-sektor tersebut yaitu pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Pada sektor politik khususnya, isu mengenai politik di tingkat regional, nasional, maupun internasional dapat diakses dengan mudah oleh semua orang. Era disrupsi memberi peluang bagi setiap orang untuk memperoleh pengetahuan terkait dunia politik melalui berbagai sumber, terutama dari internet (Bashori, 2018). Pengetahuan yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut dapat menjadi preferensi politik seseorang, apalagi  jika dikaitkan dengan keputusan dalam memilih calon pemimpin.

     Saat ini isu mengenai pemilihan umum menarik perhatian banyak orang. Pasalnya di tahun 2024 ini akan ada pesta demokrasi untuk memilih siapa calon pemimpin Daerah yang akan menduduki jabatan di periode 2024-2029. Disrupsi politik memberikan dampak yang cukup besar dan salah satunya ditandai dengan kemunculan partai politik baru yaitu Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), Partai Indonesia Terang (PIT), Partai Hijau Indonesia, Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas), Partai Masyumi, Partai Usaha Kecil Menengah (UKM), Partai Ummat, dan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia (yoursay.id, 2023). Kehadiran partai politik baru ini memicu kekhawatiran yaitu terjadinya perpecahan antar partai politik beserta pendukungnya. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya perbedaan kepentingan yang saling berselisih sehingga muncul konflik di dunia politik (Barokah et al., 2022).

     Kontestasi politik dan era disrupsi menjadi sebuah perpaduan yang menimbulkan banyak kekhawatiran di kalangan masyarakat saat ini. Masyarakat harus cerdas memilih siapa yang akan dijadikan sosok pemimpin Daerahnya. Begitu juga dengan calon pemimpin yang akan dipilih oleh rakyat harus bertanggung jawab dalam menunaikan kewajibannya sebagai wakil rakyat. Salah satu cara yang ditempuh oleh rakyat sebagai pemilih dan calon wakil rakat sebagai orang yang dipilih adalah dengan meneladani nilai juang pahlawan terdahulu yang telah berjuang memerdekakan bangsa Indonesia. Pahlawan yang dapat dijadikan sosok  keteladanan tersebut salah satunya adalah Jenderal Achmad Yani. Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani merupakan seorang pahlawan revolusi Indonesia yang lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 22 Juni 1922. Beliau wafat karena dibunuh pada periwistiwa G30S/PKI pada tanggal 23 Juni 1965. Selama 43 tahun hidup, Jenderal Achmad Yani berkarier di dunia militer dan ditugaskan sebagai Pemimpin Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Purwokerto; Komandan Wehrkreise II pada peristiwa Agresi Militer II; melawan pasukan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Tengah; Komandan Komando Operasi 17 Agustus pada pemberontakan PRRI di Sumatera Barat pada tahun 1958; hingga akhirnya beliau diangkat menjadi Panglima/ Menteri Angkatan Darat pada tahun 1962 (Calista, 2023). Jenderal Achmad Yani memiliki semangat juang yang tinggi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semasa hidupnya beliau menjunjung tinggi nilai-nilai yang bisa diteladani oleh pemimpin masa kini.

Adapun nilai-nilai tersebut yaitu: 

1) Memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi sehingga mampu mempengaruhi orang lain dan berhasil menaklukan lawan di beberap peristiwa pemberontakan.

2) Memiliki kemauan yang kuat untuk berprestasi dan menggapai cita-cita.

3) Pantang menyerah ketika menghadapi kesulitan.

4) Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

5) Sikap berani membela kebenaran dan keadilan (heroisme).

6) Berjiwa patriotisme yang dilandasi oleh nasionalisme yang kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline