Lihat ke Halaman Asli

Diva Syafa

Tutor Qanda

Cinta tapi Benci

Diperbarui: 9 September 2023   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pexels.com

Aku sangat bahagia hari ini karena dilamar oleh kekasihku. Kami sudah pacaran selama 6 tahun lamanya. Ya, mungkin itu terbilang lama dan membosankan, tapi bagiku mengenalnya adalah hal yang terindah dan aku tidak pernah bosan padanya sedikitpun. Aku mengenalnya sejak awal semester.

Meskipun kami beda jurusan, tapi sering ikut event bareng disebuah organisasi kampus. Waktu itu aku tersanjung melihatnya pertama kali, bukan karena parasnya yang tampan, tapi karena skill public speakingnya yang melihat sesuatu dari sisi positifnya. Dari situlah aku mulai kagum padanya hingga akhirnya kami jadian setelah 2 bulan kenalan dan aku speechless dengan dia melamarku secara romantis hari ini.

"Aku speechless, sayang!" ucapku dengan mata berkaca-kaca memandang tulisan Will you marry me disebuah pantai kepada Dino.

"Kamu suka dengan semua ini Rina, sayang?" tanya Dino seraya menggigit steak ala candle light dinner di pantai itu.

"Iya, aku sangat happy, sayang. Thank you!" ucapku seraya menyeruput minuman yang ada didepanku.

Dino mengangguk dan tersenyum sumringah dengan perkataanku. Sebuah cincin berlian melingkar di jari manisku. Sungguh aku terharu dengan semua ini. Aku sudah dewasa dan sudah saatnya untuk memulai kehidupan yang baru dengan pasanganku. Tinggal satu langkah ini untuk kami bersatu bersama cinta suci ini.

Semenjak kejadian 6 tahun yang lalu, yang merenggut nyawa adikku, aku selalu terlihat murung karena Gita pergi begitu cepat meninggalkan kami semua. Semenjak kehadiran Dino, aku bisa tersenyum sedikit hingga aku bahagia sampai saat ini. Moment ini tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku dan akan kuceritakan pada anak cucuku kelak.

"Sayang, kamu kenapa senyum-senyum begitu? Apa kamu sudah nggak sabar menjadi Nyonya Dino?" tanya Dino seraya tersenyum sumringah kepadaku.

"Apaan sih, sayang. Nggak kok, cuma... Mau tau aja atau mau banget?" tanyaku seraya meledek Dino.

"Mending aku nggak tau!" ucap Dino singkat seraya mencembungkan pipinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline