Lihat ke Halaman Asli

Divara Azzahra De Larezi

Mahasiswa Hub. Internasional

Dinamika Politik Korea Selatan Menuju Pemilu 2024

Diperbarui: 5 Januari 2024   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Busan Daily News via Getty

Perjalanan Menuju Pesta Demokrasi

Tahun 2024 bukan hanya tahun yang sibuk bagi Indonesia. Pada tahun ini beberapa negara di dunia ikut meramaikan pesta demokrasi yang akan menentukan arah perpolitikan di negaranya maupun dunia Internasional. Terdapat kurang lebih 50 negara yang akan menggelar pemilihan umum, termasuk anggota Uni Eropa.

Korea Selatan akan menggelar pemilu pada kuartal kedua di 2024. Berbeda dengan Indonesia yang melaksanakan pemilu eksekutif dan legislatif secara serentak. Korea Selatan hanya melaksanakan pemilu legislatif. Pasalnya pemilu eksekutif digelar 5 tahun sekali, sedangkan pemilu legislatif 4 tahun sekali. Korea Selatan akan menyelenggarakan pemilu legislatif atau Majelis Nasional pada 10 April 2024 mendatang.

Komisi Pemilihan Umum telah menerima permohonan pendaftaran calon pendahuluan pada 12 Desember 2023 atau 120 hari sebelum tanggal pemilihan. Persyaratan yang harus dilengkapi adalah surat hubungan keluarga, catatan kriminal, catatan pendidikan dan membayar deposit sebesar 3 juta won (Naver.com, 2023). Mereka yang memiliki jabatan sebelumnya haruslah mengundurkan diri sebelum akhirnya mendaftarkan diri sebagai calon pendahuluan.

Pesta demokrasi di negara ginseng ini akan diwarnai dengan berpusat pada pendatang baru secara politik. Dilansir dari Naver.com pemilihan umum ini akan diperkirakan sebagai pertemuan antara “teori stabilitas negara” dan “teori penilaian pemerintah”. Dua partai besar memiliki strateginya pada pemilu kali ini.

Strategi Partai Kekuatan Rakyat adalah untuk menarik pemilih bahwa partai yang berkuasa harus mengamankan mayoritas kursi untuk mendukung pemerintah Yoon Suk-yeol dengan benar untuk mencapai stabilitas di negara itu. Sedangkan, Partai Demokrat berencana untuk menyoroti perlunya Majelis Nasional "minoritas yang berkuasa" untuk memeriksa pemerintahan Yoon Suk-yeol. Demikian kompetitif antara keduanya, pendaftaran kandidat utama mulai mendeklarasikan keikutsertaannya.

Penyerangan Pemimpin Partai Oposisi

Lee Jae-myung merupakan tokoh yang berasal dari partai oposisi mengalami penyerangan saat menghadiri sebuah konferensi pers di Busan pada Selasa pagi (02/01). Lee Jae-myung merupakan calon Presiden yang mengalami kekalahan pada pilpres 2022 dengan lawannya yaitu presiden terpilih Yoon Suk-yeol. Insiden ini terjadi beberapa bulan sebelum pemilu 2024 digelar di Korea Selatan.

Akibat penyerangan tersebut mengakibatkan Lee Jae-myung mengalami luka pada lehernya. Tersangka Kim (67 tahun) mengaku bahwa aksinya adalah kejahatan yang dilakukan sendiri. Menurut investigasi yang dilakukan pelaku telah merencanakan aksinya, pasalnya ia berulang kali bergabung dan meninggalkan partai konservatif. Kemudian pada tahun 2022 Ia mengikuti kegiatan partai Demokrasi untuk mengetahui jadwal yang dimiliki oleh Lee (59 tahun).

Kim ditangkap dengan barang bukti pisau gunung yang dimodifikasi sepanjang 17cm. Polisi menduga kejahatan yang Kim lakukan adalah pembunuhan yang terencana. Namun, motif dari aksinya tersebut masih belum diketahui. Sementara itu Lee telah mendapatkan operasi pada lehernya di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul (YONHAP.News, 2024).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline