Lihat ke Halaman Asli

aisyah divanyazzahra

Mahasiswa Universitas Airlangga

Faktor Sosial Media dan Tren Fashion yang Mengubah Cara Berpakaian Masyarakat Sejak Pendemi Covid 19

Diperbarui: 11 Mei 2023   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kemunculan pandemi covid 19 di Indonesia memberikan banyak perubahan kebiasaan di masyarakat, salah satunya dari perubahan cara berpakaian masyarakat. 

Pandemic yang telah memaksa kita untuk melakukan segalanya dari rumah masing masing yang cenderung menjadikan kita jarang memakai pakaian formal dan rapi, banyak kita dapati saat diharuskan on came di zoom ataupun media lain kita lebih memilih memakai pakaian rapi dibagian atas saja yang terlihat dengan bawahan celana tidur atau semacamnya. Dari hal ini termasuk salah satu factor yang merubah cara berpakaian kita setelah pandemic mereda.

Dari data kuisioner yang saya dan teman teman saya ambil dari sekitar 50 responden menunjukkan hasil bahwa mereka mengalami perubahan cara berpakaian sejak pandemic covid 19 dengan persentase 80% dan benar factor yang paling mendominasi adalah factor media social dan tren fashion yang bekembang. 

Yang terlihat sekarang dari media social adalah tren berbelanja online, bahkan sekarang banyak konsumen yang lebih memilih berbelanja online dengan alasan yang beragam salah satunya karena hemat waktu dan tenaga, banyak varian dan lain sebagainya.

Untuk tren fashion setelah pandemic ini saya menyimpulkan ada 2 kategori yaitu:

1.Bergaya lebih santai dan sederhana
Menurut fashion enthusiast sekaligus presenter jesslyn lim, sejak pandemic orang orang lebih mengutamakan fashion yang serba nyaman dan simple, dengan warna yang mendominasi hitam, putih dan cream yang sering disebut sekarang adalah gaya hidup minimalis.
Maka sekarang banyak brand brand brand fashion yang berinovasi membuat loungewear dengan aneka warna.

2.Fashion balas dendam “revenge outfits”
Tren ini terjadi atas dasar menebus waktu dan pakaian yang hilang saat masa karantina karena ia merasa telah melewatkan debut penampilan mereka di depan orang lain.
Maka mereka memilih pakaian terbaik mereka untuk dikenakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline