Pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Teori Belajar Kognitif adalah konsep luas dan inklusi yang mengacu pada kegiatan mental yang tampak dalam perolehan, organisasi/penataan dan penggunaan pengetahuan. Menurut KBBI kognitif merupakan suatu hal yang berhubungan dengan kognisi.
Piaget menyatakan bahwa istilah kognitif adalah istilah yang mengacu pada proses-proses mental di mana manusia dapat memperoleh pengetahuan. Prinsip dasar kognitif yaitu belajar aktif, belajar melalui interaksi sosial, belajar melalui pengalaman sendiri. Lewin berpendapat, bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi antar kekuatan-kekuatan, baik dalam diri individu seperti tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan, maupun dari luar diri individu seperti sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif.
Bruner memakai metode yang disebutnya Discovery Learning, di mana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Metode Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Menurut Bruner, pada dasarnya belajar merupakan proses perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses kognitif yang berlangsung dalam belajar, yaitu: proses perolehan informasi baru, proses transformasi informasi, proses mengevaluasi atau menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Pendekatan Kontruktivisme Teori konstruktivisme memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh pembelajar itu sendiri. Teori konstruktivisme memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh pembelajar itu sendiri. Menurut pandangan konstruktivisme, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Belajar dalam teori konstruktivistik lebih diarahkan pada experimental learning yaitu adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkret seperti diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dirumuskan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru.
Maka dari itu, kegiatan mendidik dan mengajar tidak terfokus pada pendidik melainkan pada peserta didik. Konstruktivisme menurut pandangan Vygotsky menekankan pada pengaruh budaya. Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih tinggi bergerak antara inter-psikologi (interpsychological) melalui interaksi sosial dan intrapsikologi (intrapsychological) dalam benaknya. Berkaitan dengan pembelajaran, Vygotsky mengemukakan empat prinsip yaitu yang pertama pembelajaran sosial (social leaning): Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif.
Vygotsky menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih cakap. Kedua, ZPD (zone of proximal development): Bahwa siswa akan dapat mempelajari konsepkonsep dengan baik jika berada dalam ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat memecahkan masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat bantuan orang dewasa atau temannya. Ketiga Masa Magang Kognitif (cognitif apprenticeship): Suatu proses yang menjadikan siswa sedikit demi sedikit memperoleh kecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli, orang dewasa, atau teman yang lebih pandai. Dan yang terakhir atau keempat adalah Pembelajaran Termediasi (mediated learning): Vygostky menekankan pada scaffolding. Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah siswa.
Teori belajar metakognitif merupakan istilah yang ditemukan oleh Flavell, Flavell menyebutkan bahwa metakognitif adalah think about thinking atau memikirkan tentang berpikir. Tujuan teori belajar metakognitif adalah mengembangkan kebiasaan mengelola diri dalam meningkatkan kemampuan belajar, mengembangkan kebiasaan berpikir secara konstruktif, kebiasaan untuk bertanya, dan meningkatkan daya ingat.Dalam pembelajaran, strategi metakognitif terbagi menjadi tiga kelompok. '
Pertama kesadaran, meliputi kemampuan mengidentifikasi apa yang telah diketahui, menentukan tujuan belajar, mempertimbangkan alat bantu belajar, mempertimbangkan bentuk tugas, memotivasi, dan menentukan tingkat kecemasan. Kedua, perencanaan, meliputi kegiatan memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, merencanakanwaktu belajar dalam suatu jadwal, membuat checklist aktivitas yang dilakukan, mengambil langkah yang diperlukan dalam belajar dengan strategi metakognitif. Ketiga, pemantauan dan refleksi, meliputi kegiatan pengawasan dalam proses pembelajaran, pemantauan dengan pertanyaan sendiri, memberikan umpan balik, dan menjaga konsentrasi dan motivasi.
Teori belajar kognitif menekankan pentingnya proses mental dalam pembelajaran, yang melibatkan penataan informasi dan reorganisasi perseptual. Selanjutnya, teori metakognitif berfokus pada kesadaran individu terhadap proses berpikir mereka sendiri. Dengan mengembangkan pengetahuan metakognitif, siswa dapat memahami apa yang mereka ketahui dan tidak ketahui, serta mampu merencanakan, memantau, dan mengevaluasi strategi pembelajaran mereka. Sedangkan, Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman langsung dan interaksi sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H