Strees akibat kerja tentu bukanlah hal yang asing bagi para pekerja, baik yang bekerja didalam maupun diluar ruangan.
Kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu bahkan sekelompok orang dengan kiat-kiat yang ditetapkan dalam mencapai tujuan. Terkadang setiap orang hanya ingin mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa mereka sadari dampak yang dirasakan para pekerja tersebut, yang menghabiskan waktu serta tenaga nya untuk berkerja dan bekerja.
Individu yang sudah bekerja pasti akan merasakan stress akibat kerja, mengapa? karena terjadi ketidakseimbangan antara permintaan pekerjaan dengan sumber daya yang dimiliki individu tersebut, atau perjanjian waktu kerja yang tidak sesuai dengan perjanjian diawal kontrak kerja, kerja lembur yang tidak dihitung pesangon, kurangnya kontrol terhadap pekerjaan dari atasan, bahkan kurangnya dukungan dari rekan kerja sekitarnya serta manajemen yang tidak sesuai.
Berdasarkan survei disebuah perusahaan ternama tahun 2017 menyatakan, sebagian besar para pekerja merasakan stress serta beban kerja yang cukup tinggi dikarenakan karyawan sering dikejar waktu kerja (harus mengerjakan pekerjaan lain sedangkan pekerjaan sebelumnya belum terselesaikan), tuntutan produksi yang harus mencapai target di setiap tahunnya (60%) sedangkan stress kerja lain nya yaitu karyawan ingin pindah ke bagian lain atau ingin bekerja di tempat lain tetapi tidak diizinkan karena masa kontrak nya belum habis atau belum ada karyawan pengganti (40%).
Oleh sebab itu, self efficacy sangat dibutuhkan dalam bekerja. Menurut Santrock (2007) self efficacy adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.
Jadi, self efficacy atau efikasi diri adalah keyakinan seseorang mengenai sejauh mana ia mampu mengerjakan tugasnya dalam mencapai tujuan, dan merencanakan tindakan-tindakan yang efisien untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Ketika seseorang mempunyai efikasi diri tinggi, seorang karyawan pasti tahu bahwa ia bisa mengerjakan pekerjaan tersebut dengan mengembangkan kemampuan yang ia miliki serta menutupi kekurangan nya dengan kemampuannya tersebut.
Dari pihak perusahaan juga perlu memberikan perhatian khusus dalam kesejahteraan karyawan-karyawan nya. Mengapa sih kok harus diperhatikan? dampak dari kesejahteraan yang rendah mengakibatkan banyaknya aksi demonstrasi dari para karyawan, seperti aksi mogok kerja bahkan banyaknya karyawan yang memiliki potensial dan keahlian lebih memilih untuk mengundurkan diri (resign).
Kepuasan dan kenyamanan karyawan yang jarang diperhatikan membuat para karyawan untuk bertindak anarkis serta memilih untuk mengundurkan diri, mencari tempat kerja baru yang lebih baik. Padahal mereka hanya perlu diberikan perhatian serta kenyamanan, agar karyawan dapat memberikan kontribusi tenaga serta waktunya bagi perusahaan dan keuntungan yang didapat berkesinambungan satu sama lain.
Untuk meminimalisir akibat dari stress kerja selain efikasi diri, dibutuhkan juga komitmen organisasi, yaitu seorang karyawan memiliki keinginan untuk tetap bertahan karena ruang lingkupnya yang mendukung, rekan kerja yang juga sering berinteraksi dan karyawan tersebut, dan juga karyawan tersebut memberikan kinerja yang terbaik untuk perusahaan, sehingga perusahaan juga dapat memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik untuk karyawan-karyawannya agar mencapai tujuan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H