Lihat ke Halaman Asli

Diva Luvina Pramashanda

Mahasiswa Universitas Jember

Revolusi Industri di Indonesia Beserta Dampaknya

Diperbarui: 28 Maret 2023   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Revolusi Industri pertama dimulai pada abad ke-18 di Inggris. Perkembangan mesin, transportasi, dan teknologi produksi mengubah pola produksi tradisional, dan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi. Revolusi industri adalah perubahan besar dalam proses produksi yang dipimpin oleh teknologi seperti mesin, otomatisasi, dan perangkat lunak. Revolusi industri telah mengubah cara manusia hidup, bekerja, dan interaksi satu sama lain sejak dimulai pada abad ke-18 di Inggris. Namun, dampak revolusi industri ini tidak hanya dirasakan oleh Inggris saja, tetapi juga dunia internasional, termasuk Indonesia.

Di dalam sejarah Indonesia, revolusi industri pertama kalinya dimulai pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pada era ini, Belanda memanfaatkan kekayaan alam milik Indonesia untuk kepentingan produksi dan industri mereka. Sebagai contoh, perkebunan di Indonesia dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan produksi industri tekstil yang terletak di Belanda. Pada saat itu, banyak tenaga kerja Indonesia dipaksa untuk bekerja di sektor industri seperti pertambangan, tekstil, dan kayu.

Di Indonesia, revolusi industri dimulai pada awal abad ke-20, ketika bangsa Indonesia masih di bawah kolonialisme. Pada saat itu, revolusi industri yang terjadi di Barat telah mempengaruhi cara hidup masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Masyarakat mulai beralih dari cara hidup tradisional ke gaya hidup modern, yang ditandai dengan penggunaan barang-barang produksi massal seperti pakaian jadi, mesin-mesin pertanian, dan peralatan rumah tangga. Pemerintah kolonial Belanda membuka sektor industri kecil dengan memperkenalkan mesin-mesin dari Eropa. Proses industrialisasi Indonesia dimulai dengan pendirian pabrik gula di Jawa pada awal abad ke-20. Kemudian, sektor industri non-gula berkembang dengan adanya berbagai pabrik tekstil, semen, dan kendaraan bermotor. Namun, perkembangan sektor industri tersebut belum terlalu signifikan karena masih mengandalkan sumber daya alam sebagai bahan baku.

Namun, setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, revolusi industri di Indonesia terus berkembang. Indonesia memulai era industrialisasi dengan membangun berbagai industri dasar, seperti industri baja, semen, pupuk, dan kertas. Pertumbuhan sektor industri signifikan terlihat pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pemerintah melakukan upaya untuk mempercepat pertumbuhan sektor industri guna meningkatkan negara Indonesia menjadi negara industrialis. Pemerintah Indonesia memperkenalkan Program Pembangunan Nasional (PPN) pada tahun 1969 untuk memacu pertumbuhan industri di Indonesia. Program ini menghasilkan pengembangan sektor manufaktur, migas (migas atau minyak dan gas bumi), dan pertanian.

Kebijakan tersebut direspon positif oleh sektor swasta yang berbondong-bondong untuk berinvestasi di industri manufaktur. Beberapa industri besar, seperti PT Astra International, Grup Salim, dan Grup Sinar Mas, terus berkembang di sektor industri non-minyak dan gas bumi. Revolusi Industri di Indonesia terutama terjadi pada sektor industri manufaktur, yang menghasilkan produk seperti rokok, makanan dan minuman, dan barang konsumsi lainnya.

Dalam perkembangannya, revolusi industri di Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Kini, Indonesia telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan industri tercepat di Asia dan Dunia, hal ini diukur dari kenaikan pada produksi barang dan jasa dari tahun ke tahunnya.

Dampak Revolusi Industri di Indonesia

Revolusi industri di Indonesia memiliki dampak yang sangat besar pada sektor ekonomi, sosial dan politik Indonesia. Beberapa dampak positif dan negatif dari revolusi industri di Indonesia adalah sebagai berikut:

Dampak Positif dari Revolusi Industri di Indonesia:

1. Peningkatan kapabilitas industri di Indonesia Revolusi industri telah membawa kemajuan dalam kapabilitas industri di Indonesia, sehingga meningkatkan kapasitas produksi barang dan jasa, terutama dalam sektor manufaktur.

2. Peningkatan produksi non-migas Pengembangan sektor industri di Indonesia dapat mengurangi tekanan pada sumber daya migas dan meningkatkan produksi non-migas, seperti di sektor pariwisata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline