Lihat ke Halaman Asli

Diva

Penulis

Anggia Meisesari - Kata Hati

Diperbarui: 25 Agustus 2021   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Menikah Harus Mengikuti Kata Hati, Bukan Kata Orang Lain
Dahulu ketika aku belum mempunyai pasangan selalu diserang ratusan bahkan ribuan pertanyaan, "Kapan punya pacar?" Dan hingga saat ini pun masih tetap sama. 

Namun, setelah aku telah memiliki pasangan rupanya tak kunjung selesai pertanyaan-pertanyaan "kapan" itu. Kali ini pertanyaan "kapan nikah? Cepetan loh ntar keburu tua. Emangnya mau jadi perawan tua!" Sumpah aku sangat kesal sekali dicerca pertanyaan yang selalu berulang-ulang hampir setiap harinya.  

Pernikahan itu bagiku merupakan sebuah hal yang sakral. Hanya terjadi sekali seumur hidup, mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan. Bukan hanya permasalahan senang saja namun permasalahan sulit pun harus dilewati bersama-sama. 

Sebuah pernikahan membutuhkan proses mulai dari persiapan mental, persiapan fisik, materi maupun batin. Kebanyakan orang berpikir bahwasannya sebuah pernikahan itu merupakan akhir cerita dari kisah cinta yang manis. Namun, kenyataannya jauh dari apa yang diharapkan dan dipikirkan banyak orang. 

Pernikahan merupakan awal dari sebuah kehidupan. Kehidupan membangun maghligai rumah tangga secara bersama-sama baik suka maupun duka.
Aku dapatkan jawaban itu bermula ketika aku bertemu secara tidak sengaja dengan perempuan yang usianya lebih muda dariku. Kami bertemu di dalam sebuah bus ketika aku baru pulang kantor. 

Sebut saja namanya D. D membawa serta anak laki-lakinya yang baru berusia 5 tahun. Di dalam bus D nampak begitu kesulitan menggendong si kecil yang lagi tidur. Aku merasa kasihan, akhirnya aku menawarkan bantuan kepadanya agar anaknya ditelantangkan saja. Aku bersedia meminjamkan bagian pahaku untuk kaki anak itu. Kebetulan jarak rumahku masih jauh. 

D begitu cantik dan manis. Aku sampai bertanya-tanya didalam hati kenapa D yang masih muda seperti ini sudah memiliki anak. Dengan penuh keberanian dia menceritakan sedikit sepenggal kisah masa lalu wanita itu. Masa lalu yang menurutnya kelam. Saat itu umur D baru 17 tahun. Masih muda sekali saat itu. 

D terjerumus dalam pergaulan bebas. D akhirnya harus mengorbankan harta yang paling berharga kepada seorang laki-laki yang dulunya pacar D. D saat itu tidak pernah memikirkan sebab akibat yang akan terjadi pada dirinya. Dahulu D juga sempat berpikir untuk menikah di usia yang matang. 

Namun, Tuhan berkehendak lain dan apa daya si D. D dikeluarkan dari sekolah karena ketahuan hamil di luar nikah. - Anggia Meisesari Kata Hati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline