Pentingnya Wawasan Kebudayaan dalam Pendidikan Formal
Diva Anindya Adelia Damayanti
Pendidikan adalah pilar utama dalam keberlangsungan pembangunan bangsa, selain merupakan pilar utama, pendidikan juga harus terencana dan tidak boleh tanpa kesengajaan. Menurut Undang-Undang No. 30 tahun 2003, pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan pula yang dapat membuat rakyat Indonesia menjadi terdidik dan tidak berpikiran sempit, pendidikan juga dapat memajukan kesejahteraan rakyat serta teknologi yang ada. Namun, tidak semuanya dapat berjalan lancar, ada tantangan besar yang harus Indonesia hadapi, yaitu bagaimana cara mempertahankan kebudayaan lokal di tengah maraknya kebudayaan global.
Pendidikan nasional Indonesia mempunyai tujuan sebagaimana dalam Undang-Undang No. 30 tahun 2003 yang berbunyi "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan nasional menarget agar banyak anak bangsa yang berbudi pekerti luhur, cerdas, dan berwawasan global.
Seperti yang diketahui, di era digital ini, banyak informasi yang membanjiri sosial media serta televisi hingga menyebabkan kuatnya arus globalisasi dalam kehidupan. Bahkan globalisasi telah merambah ke seluruh aspek kehidupan dan tidak dapat dihindari. Para segenap pendidik harus tahu caranya untuk mengakomodasi perubahan global agar kebudayaan di negeri sendiri tidak hilang.
Kebudayaan lokal berpusat pada lingkup tradisi suatu daerah yang dapat berupa bahasa maupun adat istiadat. Pemerintah tidak dapat menghapus kebudayaan lokal yang melekat karena dapat merusak harga diri bangsa. Alangkah baiknya jika pemerintah dapat menyelaraskan tujuan pendidikan nasional dengan didampingi oleh kebudayaan daerah.
Tidak ada salahnya untuk memperkenalkan budaya lokal kepada para peserta didik, yang tentunya pasti nantinya berdampak positif kepada lingkungan belajar. Selain itu, para peserta didik akan merasa lebih mengenal tentang kebudayaan lokal dan akan lebih menghargainya.
Kebudayaan yang pada awalnya menjadi sumber nilai kehidupan dapat hilang jika tidak didukung oleh masyarakat yang sadar akan beragamnya kebudayaan Indonesia. Namun, juga tidak mudah untuk memasukkan unsur kebudayaan lokal ke dalam pendidikan nasional. Karena infrastruktur maupun sumber daya manusia yang tidak seimbang di Indonesia merupakan masalah yang cukup serius pula. Demi menyelesaikan masalah ini, pemerintah dan pihak terkait dapat bekerja sama guna meningkatkan kapasitas guru dan menyediakan sumber daya manusia yang mumpuni di setiap daerah.
Dengan demikian, pendidikan nasional mempunyai peran penting sebagai penghubung untuk memperkuat persatuan dalam beragamnya budaya Indonesia. Bisa dibilang, pendidikan kita harus mampu menciptakan ruang di mana budaya lokal dan nasional dapat saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain. Dengan dilakukannya hal tersebut, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya, namun juga membangun identitas nasional yang lebih kaya. Tantangan-tantangan yang ada hendaknya menjadi dorongan sebagai motivasi untuk terus memperbaiki sistem pendidikan agar dapat memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat Indonesia, tanpa mengorbankan kebudayaan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H