Distorsi Kognitif adalah sesuatu yang dapat dialami oleh seseorang yang mempunyai pemikiran-pemikiran menyimpang, antara lain berupa : Personalization, over generalization, mental filter, mind reading, minimization, black and white thinking, labelling, jumping to conclusion, double standard, pemikiran "harus" dan lain sebagainya. Secara khusus, di bawah alam sadar pikiran seseorang berpengaruh dalam proses pengembangan kepribadian. Pikiran yang berasal dari diri sendiri tersebut belum tentu merupakan suatu pemikiran yang objektif mengenai keadaan yang dialami sebenarnya.
Reaksi emosional tidak menyenangkan yang dialami oleh individu digunakan sebagai tanda bahwa yang dipikirkan mengenai dirinya sendiri mungkin tidak rasional, kemudian membangun pikiran objektif dan rasional terhadap peristiwa yang dialami. Pikiran seperti itu merupakan aspek kognitif untuk memahami seseorang dalam membuat pilihan dan menarik kesimpulan yang ada di dalam pikirannya.
Pikiran yang terdistorsi berdampak pada kepribadian individu itu sendiri. Apabila dibiarkan, maka akan menjadi kebiasaan yang buruk dan berdampak pada masa depan. Berikut adalah jenis-jenis distorsi kognitif yang mungkin tanpa sadar kita alami :
1.Personalization
Personalization adalah keadaan seseorang yang menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang bukan kesalahannya.
Contoh :
Yumiko menyalahkan dirinya sendiri ketika adikknya memukul temannya. Yumiko tidak mencari tahu alasan adikknya memukul temannya tetapi ia menganggap itu telah menjadikannya kakak yang buruk.
2.Overgeneralization
Overgeneralization adalah menarik kesimpulan dari satu peristiwa dan menggunakannya dalam segala kesempatan yang sama.
Contoh:
Seseorang yang dihianati dalam pertemanan dan tidak pernah ingin berhubungan dengan orang lain karena menyimpulkan semua orang tidak dapat dipercaya