Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Penerapan Sistem "Fullday School" di Indonesia?

Diperbarui: 24 Oktober 2017   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin berkembangnya zaman, kurikulum yang ada di Indonesia semakin berkembang. Dengan adanya perubahan kurikulum dan kebijakan dalam bidang pendidikan diharapkan dapat menjadikan pendidikan di Indonesia semakin kompleks dan dapat menciptakan penerus bangsa yang berkualitas.

            Hal tersebut ditandai dengan adanya penerapan fullday school yang sudah dilaksanakan oleh berbagai sekolah di Indonesia. Penerapan fullday school sendiri akan diterapkan oleh sekolah yang dirasa sudah siap menghadapi perubahan pola belajar mengajar yang berbeda dengan sebelumnya. Fullday school sendiri ditandai dengan penambahan jam belajar yang diberikan oleh siswa sekitar dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore. 

Waktu lebih tepatnya disesuaikan oleh kebijakan yang sudah ditetapkan pada dinas pendidikan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.Bagi Sekolah Menengah Atas kebijakan dalam proses belajar mengajarkan ditentukan pada tingkat Provinsi. Sedangkan dalam jenjang Sekolah Menengah pertama ditentukan pada tingkat kabupaten/kota.

            Tentunya sebuah kebijakan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya tujuan yang diharapkan dari kebijakan tersebut. Guna berlangsungnya kebijakan fullday school yang dapat terlaksana dengan baik tentu terdapat makna-makna yang ada sehingga pemerintah berani menerapkan kebijakan ini kepada siswa-siswa di Indonesia, tidak lain adalah obyek dalam hal pendidikan di Indonesia. Fullday school ini memiliki berbagai tujuan yang berbeda-beda dan tentunya bermanfaat bagi siswa itu sendiri. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah orang tua yang bekerja. 

Dalam hal ini anak memiliki waktu yang luang setelah dia pulang seperti sekolah biasanya. Tentunya dengan adanya waktu luang setelah siswa pulang sekolah sedangkan orang tua sedang bekerja, siswa cenderung memiliki pengawasan yang kurang dari orang tua. Semua perilaku dapat dilakukan oleh siswa tersebut tanpa atau dengan sedikitnya pegawasan orang tua.

            Terlebih pada masa kini sedang maraknya perilaku remaja yang menyimpang disaat ia masih berseragam pada jam pulang sekolah. Fullday school yang dimaksudkan oleh pemerintah bukanlah proses belajar mengajar secara formal pada umumnya, melainkan menjunjung tinggi pendidikan karakter untuk siswa. Dengan adanya fullday school ini diharapkan dapat meminimalisir perilaku menyimpang remaja yang secara tidak langsung mengatasnamakan bahkan merendahkan nilai pendidikan di Indonesia.

            Sedangkan di sisi lain, terdapat masyarakat yang merasa bahwa makna dari proses belajar mengajar tidak hanya di dalam ruang kelas saja. Semua proses belajar dapat kita dapatkan selain di dalam ruang kelas saja, seperti di rumah maupun lingkungan masyarakat. Siswa dapat memahami lebih dalam gejala-gejala sosial yang ada di lingkungan masyarakat secara langsung, tidak hanya secara teoritis.

 Maka dari itu, kita sebagai masyarakat harus dapat berpikir secara kritis dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada di Indonesia kini, khususnya perubahan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu fullday school.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline