Lihat ke Halaman Asli

Strategi Pembelajaran STEAM untuk Anak Usia Dini

Diperbarui: 17 April 2022   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Strategi pembelajaran metode STEAM adalah strategi yang berbasis Science, Technology, Engineery, Art, dan Mathematics. Strategi ini membantu menambah pengetahuan pada anak tentang hal-hal di sekitarnya, meningkatkan rasa ingin tahu, serta menambah kreativitas. Hal ini dapat membuat anak berpikir secara critical thinking. Critical thinking adalah cara atau keterampilan berpikir anak secara logis dan masuk akal, bagaiamana cara anak menyelesaikan masalah, menganalisis permasalahannya.

Konsep pembelajaran STEAM lebih menggunakan praktek dan teori, keduanya merupakan konsep utama dalam strategi pembelajaran STEAM. Pembelajaran dengan strategi STEAM merupakan salah satu strategi untuk menciptakan situasi belajar yg menyenangkan dan kreatif. Metode ini bisa diterapkan sejak anak usia dini dan tetap akan dikondisikan dengan usia dan kemampuan anak. Dengan demikian anak usia dini memungkinkan mengikuti dengan senang hati dalam keadaan nyaman dan aman. Terkadang ada anak yang mudah bosan hingga anak yang tidak mau mengikuti proses pembelajaran dikarenakan strategi pembelajaran yang dipakai gurunya terlalu monoton, tidak bervariasi, dan tidak menyenangkan. Maka dari itu munculah strategi pembelajaran STEAM yang menyajikan pembelajaran berbasis kreatif dan menyenangkan. Mengapa strategi pembelajaran dikatakan pembelajaran yang menyenangkan? Karena STEAM mengarahkan kegiatan seperti praktek sains contonya membuat pelangi, mengenalkan fenomena gunung meletus dengan coca-cola dan permen mentos, praktek teknologi contohnya belajar sambil bermain dengan media game, praktek teknik contohnya belajar mengetahui proses atau teknik pembuatan kue, praktek seni contohnya fingerpainting, meronce, dan melukis menggunakan benda seperti sayuran, praktek matematika contohnya menghitung jumlah kelinci dengan tarian kelinci.

Contohnya seperti bermain dengan dry ice yang nantinya setelah anak mengetahui hasil dari bereksperimen dengan dry ice akan tumbuh berbagai pertanyaan seperti mengapa dry ice mengeluarkan asap yang banyak, bertanya apakah dry ice bisa dimakan?, dan berbagai pertanyaan lainya.

Diatas merupakan sedikit contoh kegiatan atau aktivitas dari strategi pembelajaran STEAM.

Namun strategi pembelajaran STEAM tidak hanya dipraktekan di sekolah saja tetapi bisa dipraktekan dirumah dengan orang tua. Orang tua dapat mencari ide atau kegiatan mengenai pembelajaran STEAM kepada guru disekolah atau mencari dii laman web.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline