Lihat ke Halaman Asli

Hati yang Menjerit

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

selama ini aku merasa hidupku sangat menderita banyak cobaan dan tantangan yang saya hadapi baik yang biasa maupun yang luar biasa. aku merasa hidupku tidak akan bisa hidup bahagia karena kemiskinan senantiasa membelit keluar kami. selama ini saya tidak bisa menghabiskan masa muda saya untuk bermain-main dengan teman2 saya. saya tidak ada waktu untuk semua itu karena hari-hari saya dihabiskan dengan bekerja dan sekolah selama ini saya bekerja dan membiayai pendidikan saya sendiri dan sekarang saya sudah duduk dibangku kelas 3 SMA sebentar lagi akan menghadapi UAN pada tanggal 22 Maret 2010 aku merasa sangat bersyukur karena akhirnya saya bisa mengikuti UAN tingkat SMA. Walaupun Hanya SMA namun saya sangat senang karena sudah bisa merasakan dunia pendidikan seperti apa.


Dikala bekerja banyak orang yang tidak suka sama saya karena mereka merasa tersaingi dengan kehadiran saya ditempat bekerja. kemampuan saya dalam mengoperasikan komputer membuat saya merasa bangga walaupun bukan komputer sendiri yang aku pegang. tetapi saya yakin lewat cobaan dan tantangan tersebut iman saya semakin dikuatkan.

Memang takkala melihat teman-teman sebaya saya sedang bermain terkadang saya merasa iri hati kenapa aku terlahir tak bisa menikmati indahnya hidup ini. kalau selesai SMA saya tidak tahu mau melanjutkan pendidikan  atau tidak karena saya tidak ada uang buat melanjutkan Kuliah. sebenarnya saya mau sekali kuliah tapi apalah daya kalau uang tidak ada. orang tua saya sudah lanjut usia mereka sudah tidak mampu membiayai hidup saya memang mereka mau anak-anaknya mempunyai pendidikan yang tinggi dan hidup lebih layak dari mereka. tapi apakah semuanya itu mungkin? inilah jeritan hati yang mewakili rakyat miskin. tapi aku tidak mau larut dalam sebuah kemiskinan saya harus bisa membahagiakan orang tua saya serta anggota keluarga yang lainnya.

Memang selama ini saya ingin sekali menjadi seorang penyanyi namun hal tersebut belum bisa tercapai karena tidak ada sarana dan prasarana yang tersedia untuk mengembangkan bakat saya karena selama ini kalau ada audisi menyanyi selalu diadakan dijawa dan sumatra tak pernah di Kalimantan Barat. sehingga saya tidak mengikuti audisi menyanyi karena tidak ada uang buat kesana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline