Wajib menang. Itulah kata-kata yang mungkin diucapkan team principal Ferrari, Maurizio Arrivabene kepada pembalap andalannya, Sebastian Vettel. Datang ke ronde ke-15 ajang balap F1 musim ini di Singapura dengan keadaan tertinggal 30 poin dari pimpinan klasemen, Lewis Hamilton membuatnya tidak bisa menghela napas dan bersantai sedikit saja. Ambisinya untuk meraih gelar kelima dan secara khusus meraih gelar juara dunia bersama Ferrari, akan ditentukan oleh hasil di Singapura.
GP Singapura sudah menjadi agenda rutin dalam kalender balap F1 sejak pertama kali diadakan pada 2008, sebagai balapan F1 perdana yang diadakan pada malam hari. Bertempat di sirkuit jalanan Marina Bay yang terletak di jantung kota Singapura, sirkuit ini menyuguhkan tantangan berlipat-lipat bagi setiap pembalap F1.
Iklim tropis yang menandakan bahwa suhu dan kelembapan yang tinggi, akan membuat kokpit mobil F1 serasa dipanggang di bawah cahaya lampu sirkuit. Bahkan, pembalap pun tidak mau membuka kaca visor helm mereka, karena suhu udara di luar helm lebih panas dari dalam helm. Belum lagi, karakter sirkuit jalanan Marina Bay yang bergelombang dan mempunyai banyak tikungan (23 tikungan), akan menyiksa tubuh pembalap.
Siksaan tersebut bisa dibilang paling lama di balap F1, karena GP Singapura berlangsung sebanyak 61 lap dengan estimasi waktu satu lap balapan adalah sekitar 1 menit 45 detik sampai 47 detik. Jika ditotal, maka balapan akan berlangsung selama hampir dua jam lamanya (normalnya satu setengah jam).
Ketika akhir pekan GP Singapura nanti, dipastikan akan banyak sekali orang Indonesia yang bertolak ke Singapura demi menonton balap jet darat ini. Dengan keluarnya Malaysia dari kalender F1 musim ini, dapat dipastikan, animo masyarakat Indonesia untuk menonton F1 secara langsung akan bergeser ke GP Singapura.
Walaupun harus rogoh dompet lebih dalam, namun rasanya tak masalah. Karena memang Singapura selalu menyajikan sesuatu yang lebih. Konser penghibur balapan misalnya. Ini selalu jadi magnet penonton selain hiburan balap, karena selalu hadirkan penyanyi papan atas dunia. Tahun ini, mereka menghadirkan Martin Garrix, Liam Gallagher, Dua Lipa, dan masih banyak lagi.
Salah satu momen yang mungkin akan diingat selamanya oleh penggemar F1 tentang GP Singapura adalah skandal kecelakaan tim Renault atau media lebih gemar menyebutnya dengan istilah `crashgate` pada balapan perdana GP Singapura (2008). Yaitu, sebuah skandal yang melibatkan tim Renault karena memberikan instruksi/perintah kepada pembalap mereka, Nelson Piquet Jr. untuk dengan sengaja tabrakan mobilnya ke tembok, demi memancing Safety Car keluar dan beri keuntungan pada rekan setimnya, Fernando Alonso yang pit stop lebih awal, sebelum Nelson sengaja tabrakan mobilnya.
Dampaknya, Alonso berhasil pimpin lomba setelah periode Safety Car berakhir, dan pada akhirnya berbuah kemenangan pertama Renault pada musim itu. Siapa sangka, balapan perdana F1 di malam hari berakhir dengan sebuah skandal.
Pole position sangat vital di sirkuit Marina Bay. Dari 10 balapan yang diadakan, 7 pemenang diantaranya mengawali balapan dari pole position.
Kembali ke permasalahan perebutan juara dunia F1 musim ini. Berbekal status pemenang terbanyak GP Singapura (4 kali), tentu menjadi motivasi ekstra untuk Sebastian Vettel. Sudah bukan rahasia umum lagi, jika Marina Bay adalah sirkuit favoritnya.
Sempat mencetak tiga kemenangan secara beruntun pada 2011, 2012, dan 2013, ditambah satu kemenangan indah bersama Ferrari pada 2015. Tiga dari empat lomba ia menangkan dengan dominasi sempurna.