Lihat ke Halaman Asli

Ditya Mubtadiin

@ditya_mub28

Ulasan "Formula E" Musim Keempat

Diperbarui: 19 Juli 2018   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Start Formula E - sumber: Lat Images

Ajang balap listrik Formula E baru saja menyelesaikan kompetisi musim keempat mereka. Akhir dari era mobil generasi pertama yang digunakan sejak musim perdana Formula E dimulai di Beijing pada 2014 lalu, karena mulai musim depan Formula E akan menggunakan mobil generasi kedua.

Musim keempat Formula E resmi berakhir hari Sabtu kemarin dan menghasilkan juara baru untuk empat musim beruntun. Pembalap tim Techeetah asal Perancis yang juga mantan pembalap F1 untuk Toro Rosso, Jean Eric Vergne, sukses merengkuh titel gelar juara Formula E untuk musim keempat, setelah menyudahi perlawanan dari pembalap DS Virgin asal Inggris, Sam Bird di New York.

Sam Bird sendiri harus puas mengakhiri musim di urutan ketiga klasemen setelah dilewati Lucas di Grassi yang melakukan 'epic comeback' setelah semua ketidakberuntungan pada awal musim.

Dari klasemen tim, Audi Sport Abt Schaeffler berhasil menggagalkan ambisi tim Techeetah untuk mengawinkan gelar juara pembalap dan tim saat detik-detik terakhir. Audi sukses merengkuh gelar juara tim Formula E musim keempat pada musim debut mereka sebagai tim manufaktur, setelah terseok-seok di awal musim.

Formula E musim ini memang penuh kejutan, ada banyak hal-hal yang tidak terduga terjadi. Cukup banyak hal yan terjadi di Formula E musim keempat dari seri pertama di Hongkong sampai seri terakhir di New York. Berikut rangkumannya.

STATISTIK

Dari 12 seri Formula E musim ini ada lima pembalap berbeda yang berhasil meraih kemenangan. Terbanyak dipegang oleh Jean-Eric Vergne dengan total empat kemenangan di Santiago, Punta del Este, di rumahnya sendiri (Paris) dan terakhir di New York balapan kedua. Sedangkan delapan balapan lainnya dibagi rata kepada empat pembalap: Sam Bird (Hongkong dan Roma), Felix Rosenqvist (Hongkong dan Marrakesh), Daniel Abt (Meksiko City dan Berlin), dan Lucas di Grassi (Swiss dan New York).

Sedangkan untuk pole position, lima pembalap berbeda juga berhasil mendapatkan posisi terdepan saat start. Pole position terbanyak dipegang pembalap yang sama, Jean-Eric Vergne dengan koleksi empat kali pole position yaitu di Hongkong, Santiago, Punta del Este, dan Paris.

Peringkat kedua peraih pole position terbanyak dipegang oleh Sebastien Buemi dan Felix Rosenqvist dengan tiga kali pole position. Dua raihan pole position tersisa dicetak oleh Daniel Abt di Berlin dan Mitch Evans di Zurich.

CARA VERGNE MERAIH JUARA DUNIA

Cara Jean-Eric Vergne meraih juara dunia bisa dibilang cukup elegan. Pertama, dari factor mobil. Techeetah menggunakan mobil yang ditenagai oleh Renault powertrain, melaju sangat kompetitif di lintasan. Bahkan, mobil Techeetah lebih cepat dari Renault E-DAMS yang notabene sebagai tim utama yang menggunakan powertrain Renault. Vergne berada dalam mobil yang tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline