Lihat ke Halaman Asli

Ditta Widya Utami

Pendidik dan Pembelajar

Ingin Uang Satu Truk

Diperbarui: 14 September 2023   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi uang satu truk (Sumber: Canva)

Kemarin malam (13/09) saya melihat cuplikan video. Lirik lagu dalam video tersebut mengingatkan saya pada satu kejadian di kelas.

Di salah satu kelas yang saya ajar, saya bertanya tentang kabar murid-murid saya. Ada satu orang yang kemudian dengan ringannya berkata "Sedang butuh uang satu truk, Bu".

Saya lantas bertanya kembali, "Memangnya uang satu truk mau dipakai apa? Yakin akan bahagia dengan uang satu truk itu?".

Yah, meski murid saya langsung membeberkan apa-apa yang ingin dibelinya, saya menanggapi dengan tersenyum. Saya tahu ia tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Hanya khayalan anak remaja.

Murid tersebut mungkin saja memang sedang butuh uang, tapi saya yakin ia pun sadar dengan kondisinya saat ini.

Perbincangan ini cukup menarik. Saya tak menampik bahwa uang bisa membuat hidup lebih baik. Contoh dengan adanya uang, orang yang terbiasa makan ikan teri bisa jadi beli kakap. Pakaian atau sepatu yang sudah belel pun bisa diganti dengan yang baru dan berkualitas.

Tapi, bahagia itu tak melulu harus berkaitan dengan uang. Seperti dalam cuplikan video yang saya lihat, "Bahagia itu mudah, walau sederhana asal berkah".

Semakin banyak uang, tingkat kebutuhan pun bisa jadi akan meningkat. Pengeluaran pun bisa jadi semakin besar. Selama rasa puas itu tak pernah dibuat "cukup", selamanya kita akan merasa "kurang".

Kunci kebahagiaan adalah merasa cukup dan pandai bersyukur. Jika pandai bersyukur bahkan terhadap hal-hal yang dianggap sederhana sekali pun, insya Allah akan tetap bahagia.

Jadi, sudahkah kita bersyukur hari ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline