Lihat ke Halaman Asli

Ditta Widya Utami

Pendidik dan Pembelajar

Ini Rahasia SGI untuk Mendorong Kegiatan Menulis para Gurunya

Diperbarui: 12 Juni 2020   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri." (Guru Agung)

Rabu, 10 Juni 2020, kelas menulis bersama Omjay menghadirkan Agung Pardini sebagai pemateri. Master Teacher di Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa ini berbagi kisah tentang para guru SGI dalam menerbitkan buku. 

Jika ingin tahu lebih banyak tentang program SGI yang dilaksanakan sejak 2009, silakan berkunjung ke www.sekolahguruindonesia.net.

Menulis dan berkarya bagi guru-guru yang ada di pelosok bisa jadi merupakan sebuah tantangan. Mengapa? Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala seperti :

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.

2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office

3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.

4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, salah satu langkah yang diambil adalah dengan model pendampingan intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan SGI akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun.

Setiap program yang dibuat untuk pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan. Tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline