Namaku Adithya. Umur 25 tahun dan orang Kotamobagu banget.
Kenapa? Ada apa dengan Kotamobagu? Kampungan?
Oh maaf, nggak seperti yang kalian bayangkan guys.
Kotamobagu bukan Sebuah kota terpencil yang didalamnya tinggal orang-orang Absurd.
Kotamobagu adalah Kotaku tercinta dan aku yakin sepuluh tahun kedepan kalau budaya 'stor-storan' dalam setiap Instansi Pemerintah ditiadakan sebagaimana Jakarta ( kayak lagu parodinya Jokowi-ahok) pasti Kotamobagu akan maju menjadi Kota metropolis. Kalau Manado disebut Kawanuapolis, Gorontalo disebut Agropolis, nah kalau Kotamobagu ya kotamobagupolis. Nggak salah kan?
Gimana nggak, Budaya stor-storan itu kan budaya memperkaya atasan doang bukan memakmurkan Rakyat dan daerah. Dan karena Budaya itu alasan aku Gantung Seragam dini alias mengundurkan diri dari Instansi bekas saya mengabdi. Dan aku yakin mereka juga nggak akan merasa kehilangan Anggota kok, apalagi yang menentang Budaya Stor-storan seperti aku.
" Hentikan Budaya stoooor-storaan, tolong pikirkan nasib Rakyat dan daeraaaaah !!!!!!!" ( Lho, kok malah orasi ya?)
By the way, apa coba yang bikin orang ngelihat aku katanya cemen pakai baju 'I LOVE KOTAMOBAGU'.
Sekarang mari kita teliti bersama meskipun dari hasil riset saya, Kotamobagu itu termasuk Kota juga bukan Kampung.
Pertama, apa beda Kotamobagu dengan Jakarta? Orang bakal bilang ya jelas beda lah. Jakarta kan Ibukota Negara. Trus? Aku harus bilang WOAW gitu??? Kotamobagu juga Ibukota, man. Meskipun baru Ibukota Kotamadya. Kan Ibukota juga?
Padahal kalau dilihat dengan kacamata Logika, sama kok Jakarta dan kotamobagu. Hanya perkembangannya aja yang beda 50 tahun mungkin. Kalau hari ini orang Jakarta udah ngalamin keseharian bareng yang namanya macet, Polusi,dan kepadatan penduduk mungkin Kotamobagu nanti 50 tahun lagi.
Tapi ada satu Budaya yang kayaknya sama-sama maju dan nggak beda dengan daerah lain juga, yaitu Budaya KORUPSI.
Di kotamobagu, hampir disemua Line kehidupan pasti sarat dengan Korupsi. Sekolah contohnya.
Di sekolahan si Ujang (anggap aja bukan nama sebenarnya) misalnya, dia ini anak yang rada bloon. Satu ditambah satu dia ngotot bilangnya sebelas. Dan anehnya, pas pengumuman kelulusan Ujian sekolah, nih anak lulus dengan nilai memuaskan.
Nah, Faktanya baru aku dapat pas hadir di acara Perpisahan sekolah ade aku. Ternyata saat ujian, mereka dibantu gurunya buat ngisi soal Ujian. Ya pantas aja si Ujang lulus ujian.
Mungkin saja sang guru nggak minta sedekah (storan) untuk hasil cemerlang anak didiknya (karena dibantu), tapi anehnya, Orang tua murid (termasuk ortunya si Ujang ini) mengaplikasikan rasa terima kasih mereka dengan cara ngasih setoran. (Tepuk jidat)
Dan menariknya, guru menerima dengan senang hati. (Lha mereka lupa ada lagu guru pahlawan tanpa tanda jasa).
Jatuh-jatuhnya bakal kayak gimana generasi kita kalau sistemnya seperti ini?
Dan kalian tahu nggak asal muasal tradisi storan ini? Ini tradisinya Preman pasar yang suka minta storan sama inde-inde yang jualan dipasar. Nah, guru kok mau disamain dengan Preman?
Jadi kalau ada murid yang nilainya jeblok bisa tenang-tenang aja karena bisa ngasih storan gitu deh. Yang kasihan murid yang udah bodoh, miskin pula. Gimana jadinya? Yang pastinya dia bakal lama sahabatan sama guru kelas selama beberapa tahun karena ketinggalan kelas terus. Dan aku yakin, kalau dia mau berusaha dan berjuang demi masa depan, pasti dia bakal jadi yang terbaik. Mending kan? Daripada Lulus sekolah tapi dipaksain pakai alat pendorong Super magic (Uang).
Akhirnya tradisipun dilanjutkan dari generasi ke generasi. Yang bodoh dan berduit pasti lulus dan yang bodoh tak berduit pasti ketinggalan kelas. Dampaknya, praktek storan pun menjadi Inspirasi setiap insan kotamobagu yang ingin segala sesuatu menjadi Instan. Misalnya ingin jadi PNS, gampang, yang penting ada storan, pasti aman dan expres.
Dan ini salah satu fenomena di kotamobagu, di daerah lain? Nggak tahu kalau sama atau hampir sama. Karena nggak ada yang bisa di pastiin nggak, pasti ada yang sama.
Di dalam Pemerintahan? Hmmm.. Nggak usah dibahas deh, karena masalah Korupsi di pemerintahan sekarang udah terlalu Vulgar. Ya tinggal tunggu-tunggu aja siapa yang bakal di borgol ama KPK, pasti dia Bintang Koruptor Kotamobagu. Kalau nggak ada berarti Kotamobagu masih bebas dari Korupsi di bidang Pemerintahan. ( Masa iya sih?)
Keluar dari masalah Korupsi, Kotamobagu juga nggak beda kok dengan Jakarta. Kalau disana ada Bundaran HI, di kotamobagu ada Bundaran KI (Kotamobagu Indah).
Nah kalau di Jakarta ada Jakarta Convention Centre, di kotamobagu.........20 tahun lagi mungkin akan ada Kotamobagu Convention Centre kalau aku jadi Walikotanya. Secara kalau aku yang jadi Walikota, aku akan menghilangkan tradisi storan, semua Proyek dipegang orang yang berkapasitas, dan Orang pemerintahan akan aku pilih mereka yang berjiwa Birokrasi bukan berjiwa Korupsi. (Bukan kampanye, sekedar hayalan mustahil)
Apa lagi sih yang bikin orang sinis lihat aku pakai kaos I LOVE KOTAMOBAGU? Banyak anak-anak Muda kotamobagu pakainya I Love Jakarta, I Love Bandung, I Love Makassar, I Love Manado, bahkan ada juga yang makai I Love Zimbabwe. Ini apaan nih? Padahal ke Jakarta aja banyak yang belum pernah, apalagi ke Zimbabwe. Kenapa orang Kotamobagu malu pakai I LOVE KOTAMOBAGU sih?
Ada yang bilang Kotamobagu kampungan. Wah bisa dipastiin orang yang bilang Kotamobagu itu kampungan pasti orang gunung. Udah jelas namanya Kota malah dibilang kampung.
Coba kita pakai kacamata Logika lagi, orang kotamobagu makanannya Nasi, orang Jakarta juga makan Nasi, belum ada yang makan Besi, berarti kan sama?
Orang Jakarta Korupsi, Orang Kotamobagu juga ada yang Korupsi kok. (Jiahh kembali lagi ke korupsi.)
Tapi Aku akui, Kotamobagu kalah Jauh dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya karena jarang memproduksi Insan Entertain.
Bukannya Orang Kotamobagu nggak ada yang berbakat dan berpotensi, buktinya kalau ada acara pernikahan, banyak kok yang suka pamer bakat nyanyi, tapi pas audisi ajang musik malah gengsi ikutan. Ini karena kebanyakan Orang kotamobagu mengidap penyakit Gengsimania.
Contohnya ni ya, Kalau orang Gorontalo menjelang lebaran ditanya belanja dimana? Jawabnya pasti di PS. Kalau orang kotamobagu ditanya belanja dimana, jawabannya sama, PS, tapi artinya Beda. Kalau orang Gorontalo belanjanya di PS artinya Pasar Senggol, kalau orang Kotamobagu di PS, Planet Surf. Padahal yang lebih maju daerahnya itu Gorontalo, lha kok yang lebih tinggi gengsinya orang Kotamobagu? Makanya itu orang Kotamobagu sulit berkembang karena membudayakan Gengsi.
Ujung-ujungnya mau memajukan daerahpun jadinya Gengsi. Apa coba? Jadi ibaratkan main Bola, daerah lain udah pada ikut jadi pemain, meskipun pemain cadangan, Orang Kotamobagu masih saja jadi Penonton sejati dan nggak mau jadi Pemain.
Beberapa Tahun yang lalu, Kotamobagu punya tim sepakbola, namanya Persikokot. Baru mau naik daun prestasinya, eh nggak lama kemudian bubar. Ini kan tandanya kita belum siap untuk maju?
Dulu kita punya Lapangan Olahraga Gelora Ambang. Lapangan yang seharusnya menjadi Barometer Gelanggang termegah di Kotamobagu ini sekarang malah jadi lapangan rumput buat ternak, Tribunnya kalau malam buat orang minum-minum plus tempat mesum. Dulu ada Pertandingan sepakbola disana, ada pacuan kuda disana, ada Grass track disana, ada Road Race disana,tapi sekarang?? Semuanya lenyap dimakan Korupsi, eh dimakan waktu.
Beberapa waktu lalu aku joging pagi disana. Baru sekali putaran lapangan aku udah capek banget. Lebih capek lagi ngelihat sekeliling lapangan yang udah kayak hutan karena ramai dengan hewan. Pantas aja selain lari aku juga sedikit main cenge'( permainan lompat-lompatnya orang kotamobagu) saking banyaknya kotoran hewan disana-sini. Males banget rasanya.
Tapi aku ngasih aplaus ke beberapa hewan yang ada disana. Sapi misalnya, mereka berlomba-lomba olahraga mulut tanpa kenal henti. Pikirku mungkin mereka berniat ngehabisin seluruh rumput yang ada di sana. Rencana yang bagus. Ada juga kambing yang selain punya niat kayak para sapi, dia juga suka pamer kehebatan menjadi penguasa tempat tertinggi. Buktinya ada beberapa kambing yang berpose di atas Tribun sambil mengembik dengan cemprengnya. Mungkin kalau bisa diartiin bahasanya pasti dia bilang " Akulah Hewan paling hebat disini karena bisa manjat Tribun." Sambil ngeledek sapi " jiaah, sapi mana bisa, taunya kan makan doang." ( bah, si kambing lupa kalau dia juga golongan Mamabiak.)
Saking sombongnya nih kambing, dia lupa di atas atap tribun ada beberapa burung merpati sedang bertengger dan menjatuhkan kotoran diatas kepalanya. Dari bawah terdengar sapi mengeluarkan suara "Moooooooo....." Dan bisa kupastikan si sapi sedang berkata "Gobloooook." Kepada si kambing karena nggak sadar masih ada hewan yang lebih tinggi dari dia, bisa terbang pula tuh.
Minimal aku bisa tersenyum melihat Gelanggang ini diramein oleh Hewan yang sedang olahraga dengan Jenis Olahraga yang hanya mereka sendiri yang tahu. Bahkan ditengah lapangan , ada sekumpulan Anjing yang nampak sedang seru-serunya menyaksikan Sebuah pertandingan tarik tambang. Ada Dua atlet anjing yang sedang berusaha sekuat tenaga tarik menarik tapi kelihatannya mereka tidak saling berhadapan. Aku jadi penasaran. Apalagi mendengar beberapa ekor Anjing bersorak menggonggong sambil melompat seperti sedang menyemangati kedua atlit itu. Aku berusaha mendekat ke arah kumpulan anjing itu dan kuperhatikan dengan jelas,waah,,sungguh pertandingan yang sangat seru plus haru. Gimana nggak, kalau bisa di artikan ke bentuk manusia ekspresi dua atlit ini berbeda. Yang satu kayak orang mengerang lagi boker, yang satunya lagi kayak lagi teriak minta tolong. Sementara Anjing lain malah asyik bersorak sorai. Dan ini merupakan olahraga yang paling aneh yang pernah aku saksikan. Masalahnya Kedua Anjing ini tarik menarik bukan dengan tambang, atau minimal ekornya. Ini malah tarik menarik kemaluan. Ini kan Fenomena Absurd sebenarnya. Dan begitu terlepas, kedua Atlet malah lari tunggang langgang sementara Anjing lain makin bersorak seperti orang teriak "Horeeeee". Aku yang jadi bingung, yang menang mana yang kalah mana?
Tapi ya sudahlah, minimal Gelanggang ini masih ramai, sekalipun ramai dengan para Hewan. Aku berharap ke depannya Gelanggang ini bisa hidup lagi dan dimanfaatkan sesuai Fungsinya.
Dan yang terakhir yang bisa aku bagi tentang Kotamobagu, adalah budaya Iput (Ikut-ikutan) dan Copy-pastenya. Misalnya Warnet, begitu ada orang yang buka warnet, pasti tetangganya ikut buka warnet sampai Warnetpun menjamur di Kotamobagu. (Keuntungan tersendiri untuk penjual Perangkat Komputer dan Jaringan Internet)
Tapi Faktor Jenuh juga melekat di jiwa orang Kotamobagu. Belakangan Warnetpun mulai berkurang seiring Menjamurnya Free Wifi di mana-mana. Nah jadinya sekarang orang beramai-ramai bikin Warung Kopi Free Wifi dimana-mana. Belum lagi para Remaja yang sekarang kayak kerasukan Budaya remaja Korea. Mulai dari gaya rambut, gaya pakaian sampai gaya bicara udah Suju banget.
Yang aku takutkan nih, kalau Stand Up Comedy jadi trend di kotamobagu, pasti banyak orang jadi pada Absurd semua kena Comic sindrome. Ada orang yang turun dari Bentor trus nggak bayar sambil bilang "Aah sudahlah.." seperti trendnya Babe Cabita,,Bahkan kalau ada Pejabat yang korupsi dan di adili di pengadilan pasti dia hanya akan ngomong kayak kemal Palevi "Bodoo amaat."
Dan yang paling nggak kebayang kalau ada Fans beratnya Ge Pamungkas naik Khutbah di masjid.
Bisa dibayangkan gimana dia ngasih salam kan? Trus teriak " Wahai jamaah masjid mana suaranyaaaa..." Yang jadi pertanyaanku, Jamaah bakal balas apa ya? Astaghfirullah?Naudzubillah? Atau malah balas teriak " Iiiiistiimewaaa. "Seperti Gaya Chandra Alay. Dan nggak ada yang protes karena si tukang khutbah akan bilang "Ini adalah Khutbah Gue!" Dan ada Jamaah cewek di belakang hijab mulai absurd dan teriak histeris "aaaaaa..Itu gebetan gue, Ge bangeeeet."
Kan nggak enak!! Apalagi kalau ada Fans Arie Kriting ketemu dengan hewan dijalan pasti di tackle kayak Babi yang di tackle Arie.
Trus kalau ada Pemimpin baru dan diminta untuk berpidato, pasti dia akan menyapa dengan "Salam Lalampa." (artinya Lemper) kayak salam khasnya Cak Lontong.
Dan yang lebih Absurd lagi ada yang mangap kayak orang gila dan teriak "Lapaaaaaar."Begitu lihat pesawat lewat, hanya karena pernah lihat Raditya Dika stand up dan bilang kalau masih kecil dia Suka disuapain ala pesawat Landing.
Semuanya bisa terjadi karena ada budaya iput Copy paste.
Buktinya Ade aku yang ketagihan Film Naruto, kalau ada lomba lari pasti sambil lari dia teriak " kagebunshin nojutshuuu" atau kalau disuruh mama ke warung dia akan berlari sambil teriak " Rrrraaseenggaaaan".
Ckckck...inilah Kotamobagu.
Tapi aku bersyukur itu semua belum kejadian, karena Stand Up Comedy belum begitu di kenal di Kotamobagu. Bukan karena Orang Kotamobagu nggak tahu Stand Up Comedy itu apa, tapi akses untuk mendatangkan para Comic ini yang nggak ada. Sekali lagi bukan karena Kotamobagu itu Kampung, tapi orang-orangnya aja yang belum siap tampil sebagai Entertain.
Kita ambil contoh beberapa nama Entertain yang lahir dari Sulawesi Utara dan Gorontalo. Ada nama Norman Kamaru, mantan anggota Brimob asal gorontalo Yang cukup populer beberapa tahun silam dengan Lipsing Chaia-chaianya. Ada juga Dirly asal Manado yang ngetop lewat Indonesian Idol. Kemudian Novi Idola Cilik yang berasal dari Kabupaten baru Boltim. Trus Kotamobagu???
Ya seperti biasa, Penonton Setia.Nonton Norman, nonton Novi, Nonton Dirly, nonton Bintang bete.( Lho?? Dia kan Comic asal Bekasi?)
Aku selalu berdoa, semoga di kemudian hari Kotamobagu bakal menjadi Kota Metropolis yang bisa dikenal Dunia dan Melahirkan Orang-orang yang bisa diperhitungkan di Indonesia ini, bukan dalam Korupsi tapi dalam Karya.
Sehingga membangun Kotamobagu bukan hanya jadi Slogan saja melainkan karya nyata.
I LOVE KOTAMOBAGU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H