Kelompok 29 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya Desa Tunjung Tirto melaksanakan salah satu program kerja Pemberdayaan Literasi Anak Desa, Dusun Bodosari, Desa Tunjungtirto, Kabupaten Malang pada Kamis, 11 Juli 2024. Kegiatan ini mengaplikasikan pembacaan buku yang akan dilakukan oleh anak-anak desa dengan menggunakan pendekatan Focus Group Discussion sebagai medianya yang nantinya anak-anak akan lebih bebas untuk bercerita dengan temannya yang lain dan berdiskusi dengan cerita yang mereka baca.
Melalui FGD, anak merasa didengar dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan untuk mengetahui sejauh mana bacaan anak. Kegiatan Literasi anak ini memiliki beberapa rangkaian yang dilaksanakan selama 2 hari , Kamis, 11 Juli 2024 dan Minggu 15 Juli 2024. dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB bertempat di Balai Desa Tunjungtirto. Rangkaian kegiatan yang dilakukan terdiri atas pendekatan kepada anak, Pembentukan kelompok, membuat rekon teks, Games dan penutupan.
Hari pertama, para mahasiswa mengumpulkan anak-anak Desa Tunjungtirto kemudian membentuk kelompok berdasarkan angka dan setiap kelompok diberi nama yang unik, seperti kelompok macan,kelompok mawar, kelompok naga. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan mendapat antusias yang luar biasa dari para Anak-anak Desa Tunjungtirto. Selanjutnya, anak-anak diberi beberapa buku untuk dibaca kemudian dilakukan dengan cara anak membaca buku cerita rakyat tersebut kemudian satu dari mereka akan diberi pertanyaan dan membuat rekon untuk menceritakannya kembali.
Setelah itu dilanjut dengan games simons says yang melatih fokus anak, terakhir dilanjutkan dengan makan snack bersama. Hari kedua dilakukan awarding untuk memberi penghargaan kepada anak-anak Desa Tunjungtirto berupa bingkisan hadiah berbagai macam jenis jajanan untuk yang memiliki nilai tertinggi dalam Focus Group discussion tersebut sebagai bentuk kenang-kenangan mahasiswa menyiapkan kertas manila yang ditempeli kertas kecil bertuliskan cita-cita setiap anak Desa TunjungTirto.
Program kerja ini dilakukan karena melihat perkembangan zaman teknologi saat ini menggerus budaya literasi membaca buku. Melihat kondisi anak-anak di Desa Tunjungtirto yang lebih memilih bermain gadget daripada membaca buku hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa MMD UB Kelompok 29 Desa Tunjungtirto.
Sesuai dengan agenda pembangunan berkelanjutan nomor 4 pendidikan berkualitas yang menjamin inklusifitas dengan menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi. Kondisi kemampuan literasi siswa Indonesia berdasarkan riset yang dilakukan UNESCO pada 2022 menyatakan bahwa minat membaca di Indonesia masih berada pada peringkat ke-60 dari 70 negara.
Posisi ini menyatakan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia semakin rendah. Dengan anak menceritakan kembali, anak dapat mengerti apa yang mereka baca dan mereka pahami sesuai dengan imajinatif mereka selain itu Focus Group Discussion ini dapat melatih kepercayaan diri anak dan inisatif anak dalam menceritakan apa yang sudah mereka baca melalui buku cerita sederhana.
Literasi merupakan bakat penting untuk masa depan karena memungkinkan seseorang memahami, menganalisis, dan menerapkan pengetahuan secara efektif. Di dunia digital yang terus berkembang, pengetahuan ada di mana-mana dan mudah diakses melalui internet dan media sosial. Akibatnya, literasi menjadi lebih penting dalam menangkap informasi yang dapat diakses.
Selain itu, keterampilan literasi sangat penting untuk keberhasilan dalam berbagai pekerjaan. Literasi, misalnya, membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, mengevaluasi sumber informasi, dan menghasilkan karya tulis berkualitas tinggi. Di tempat kerja, keterampilan literasi yang tinggi memungkinkan seseorang berkomunikasi secara efektif, mengatur informasi, dan membuat keputusan berdasarkan data.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H