Lihat ke Halaman Asli

Didik Purwanto

Tech Buzz Socialist

Film Religi Tak Harus Islami

Diperbarui: 5 April 2023   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daftar film religi di Indonesia. Foto: Pinhome

Menjelang puasa Ramadan, bioskop hingga stasiun televisi marak memproduksi dan menayangkan 'film religi'. Namun masyarakat seakan sudah terkontaminasi bahwa film religi harus bernuansa Islami.

Pengertian Religi

Religi dalam pengertian mendasar adalah keyakinan seseorang terhadap sebuah ajaran yang menjadi pedoman dalam kehidupannya. Sudah kita ketahui, mayoritas manusia memiliki keyakinan dalam menjalani kehidupan. Pada setiap keyakinan akan mengajarkan manusia untuk berbuat baik antarsesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Istilah religi berasal dari bahaa Latin 'Religare' yang berarti suatu perbuatan yang memperhatikan kesungguhan dalam melakukan perbuatan.

Istilah religi juga mengacu dari kata 'Relegare' yang berarti perbuatan bersama dalam ikatan mengasihi. Kedua istilah ini merujuk pada corak kehidupan manusia secara individual dan sosial dalam kegiatan religius atau yang bersifat keagamaan.

Menurut Koentjaraningrat dalam jurnal Sistem Religi dan Kepercayaan Masyarakat Kampung Adat Kuta Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis oleh Eka Kurnia dan Nurina Dyahstilah, religi mencakup keyakinan, upacara dan peralatan, sikap dan tingkah laku, alam pikiran, dan perasaan manusia sebagai penganut suatu kepercayaan.

Oleh karena itu, film yang dianggap bertema religi yakni film yang mencakup dimensi religi itu. Dan sudah kita ketahui pula, Indonesia mengakui keberadaan lima agama dalam kepercayaan masyarakat. Sudah sepatutnya pula, film religi juga memasukkan film-film dari agama lain, bukan hanya Islami. Meski film-film berlatar belakang agama lain belum banyak berani muncul di layar kaca.

Pionir Film Religi

Di Indonesia, label film bergenre religi masuk Indonesia melalui film Ayat-Ayat Cinta pada tahun 2008. Kala itu Hanung Bramantyo selaku sutradara mulai memasukkan unsur budaya Timur Tengah dalam sinema Indonesia.

Label film religi didapat dengan memasukkan nilai budaya dari segmen agama. Pemain memakai baju koko, peci, jilbab/kerudung, bahkan cadar. Simbol lain berupa aktivitas keagamaan yang dilakukan di rumah/tempat ibadah. Sekaligus dialog yang mengutip kitab Al Quran atau Hadits.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline