Lihat ke Halaman Asli

Kearifan Lokal Pertanian Berkelanjutan

Diperbarui: 14 Desember 2021   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kearifan Lokal Bertani Menuju Pertanian Berkelanjutan

Dalam pertanian konvensional petani memaksa tanaman tumbuh dan menghasilkan hasil panen yang melimpah, kearifan lokal mengajarkan bahwa tanah membutuhkan waktu untuk memulihkan kembali unsur hara dengan bahan-bahan organik sebelum proses penanaman kembali dilakukan untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah harus dilakukan secara selaras dengan alam dan inilah pertanian berkelanjutan yang berpijak pada kearifan lokal dalam pertanian yang sebelumnya berkembang sebagai sistem kepercayaan yang berdampak pada konservasi lingkungan dan mengakar dengan penghormatan kepada sesuatu yang diyakini memiliki kekuatan untuk menjaga alam. "Kearifan lokal dalam pertanian selain membentuk sistem religi, juga membangun pengetahuan lokal yang dapat diambil pelajarannya secara filosofis dan pragmatis,"

Dengan itulah harmonisasi rantai sosial, ekonomi, dan lingkungan terjaga. Namun, eksistensi kearifan lokal dalam pertanian ini seakan termarginalkan dan terkesan jauh dari jamahan teknologi digital selama petani beroroentasi pada produktifitas hasil panen tapi tidak mengindahkan kelestarian tanah yang di olah, "Kearifan lokal dan teknologi digital dapat saling mengakomodasi. Dengan itu, ide serta inovasi untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dapat tersosialisasi secara optimal ke petani", sumber daya alam yang melimpah tidak akan ada artinya apabila tidak dikelola dengan pengetahuan. Pada hakekatnya pemerintah sudah memberi peluang bagi petani dan tergantung petani bagaimana dapat menangkap peluang itu dengan merubah paradigma berfikir demi kepentingan petani itu sendiri terutama dalam memenuhi kehidupan dan peningkatan, kesejahteraan.

Kearifan lokal dalam pengembangan pertanian sebagai contoh tanaman pangan, kearifan lokal di Desa Simbawaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. 

Di desa ini beberapa kearifan telah ditemukan antara lain pembangunan DAM (bendungan) untuk mencukupi kebutuhan air dalam usahatani padi. Pola tanam yang dilakukan dalam setahun yang diterapkan di desa ini adalah padi, kedelai dan jagung. Di desa ini masyarakat menyadari bahwa, usahatani yang hanya mengandalkan air hujan, akan mengalami kendala kekurangan air pada musim kemarau yang berakibat kegagalan panen, dan pada musim hujan juga dapat membawa kegagalan panen akibat kebanjiran, untuk mengatasi kekurangan air dalam berusahatani padi, kedelai dan jagung, kearifan lokal masyarakat di Desa Rejobinangun diwujudkan dengan bergotong royong dengan biaya swadaya masyarakat membuat DAM (bendungan) dengan membendung rawa. Air dari DAM disalurkan ke petak-petak sawah, dengan adanya DAM/bendung ini kebutuhan air untuk berusahatani sepanjang tahun dapat terpenuhi.

Sekian artikel yang dapat saya tulis, apabila terdapat penyusunan kata/kalimat yang salah baik disengaja ataupun tidak mohon dimaafkan.

Terima kasih...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline