Lihat ke Halaman Asli

[Kreanova] Kerajinan Limbah Bonggol Jagung

Diperbarui: 19 November 2020   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jagung   ( Zea   mays   L.)   sangat diniminati oleh masyarakat dunia. Saat ini kebutuhan   jagung   dunia   mencapai   770 juta  ton/tahun,  dengan  42%  diantaranya merupakan    kebutuhan    masyarakat    di benua    Amerika. Di Indonesia,    jagung    menjadi    komoditas penting     karena     merupakan     tanaman pangan alternative setelah jagung. 

Bahkan di  beberapa  daerah  di  Indonesia  jagung telah  menjadi  bahan  pangan  utama,  selain itu  jagung  juga  telah  banyak  digunakan untuk bahan pakan ternak dan industri.

Namun, dalam proses budidayanya terdapat permasalahan seperti  cara  penanaman  benih  jagung  itu sendiri. Sebenarnya sudah dibuat teknologi-teknologi modern yang ditujukan   untuk   membantu   para   petani jagung   dalam   proses   penanaman   benih jagung,    namun,    pada    pelaksanaannya teknologi  modern  yang  telah  dibuat  tidak digunakan oleh    petani    karena    terjadi ketidaksesuaian  budaya  pertanian  petani itu  sendiri,  selain  itu  biaya  operasi  yangmahal   menyebabkan   para   petani   urung niat    menggunakan    alattanam    yang sebenarnya    dapat    meningkatkan    hasil penanaman   atau   kapasitas   kerja.

Bonggol jagung yang selama ini dipandang sebelah, karena dianggap sampah ternyata bisa menghasilkan nilai jual dan seni yang tinggi dan bisa dikreasikan menjadi produk seni yang tak kalah inovatif dari seni lainnya seperti kayu. Bonggol jagung juga bisa diubah menjadi kursi, lampu tidur, lampion, tatakan gelas, tempat tishu, miniatur bangunan, dan bahkan lukisan. 

Untuk produk lampu dijual mulai Rp. 150.000 sementara cermin Rp.250.000 dan pengerjaan nya tergantung pada tingkat kesulitan dan banyak nya pesanan dalam menjalankan usaha ini memang tidak mudah diawal-awal tetapi si pengrajin tidak putus asa, untuk pemesanan biasanya orang yang pesan datang kerumah produksi untuk produk yang diinginkan biasanya orang yang pesan langsung lebih tertarik untuk melihat cara pembuatan.

Demikian artikel ini saya sampaikan, apabila terdapat kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan dan saya ucapkan terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline