Lihat ke Halaman Asli

Ellen Conny: Mutiara Kebanggaan Bangsa Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1388214005513932678

”Kesuksesan itu bukan hasil melainkan proses.

Jika tidak pernah memulai, itu hanya menjadi sebuah ide yang akan terlupakan.”

Ellen Conny

Penulis, produser, dan akademisi. Begitulah sosok Ellen Conny. Di usia yang muda belia, ia telah dipercaya oleh Prof. Yohanes Surya sebagai associate director di Surya Voyager Science Fiction Writers Center. Center yang bernaung di Surya University ini resmi berdiri tanggal 28 Agustus 2013. Memang di balik karismanya, di dalam dirinya juga tersimpan sejuta multitalenta yang unik dan begitu inspiratif. Meskipun demikian, gadis yang sering mengisi waktu luang dengan kegiatan membaca, menulis, dan travelling ini adalah sosok yang rendah hati dan bersahaja. Kesan cerdas baru terungkap setelah berbincang-bincang dengannya. Jawabannya singkat namun filosofis. Boleh jadi ini pengaruh Gusdur, tokoh idolanya. Bercerita tentang cita-citanya sejak kecil, wanita kelahiran Jakarta, 27 Maret 1982 ini mengungkapkan kalau dirinya ingin menjadi guru. Alasannya begitu sederhana, karena saat saya di sekolah dasar, ia selalu merasa nyaman dengan guru-guru. Mereka sangat mempercayai Ellen di dalam banyak hal, karena ia hampir selalu menjadi ketua kelas selama rentang waktu enam tahun. Jadi mereka memperlakukan Ellen seperti orang yang lebih dewasa dibandingkan teman-temannya yang lain. Saat beranjak dewasa, Ellen tetap menyukai mengajar, akan tetapi akhirnya ia menemukan bahwa dunia broadcast dan industri kreatif telah memikat hatinya. Impian Ellen untuk berkarir di dunia broadcast membuatnya memutuskan untuk meneruskan studi sebagai Master of Creative Media di RMIT University, Melbourne, Australia. Saat itu memang belum banyak pilihan sekolah broadcast di Indonesia. Pilihan Ellen pada Australia, selain karena dekat dengan Indonesia, Australia adalah negara yang sangat aman bagi para pelajar dan memiliki program studi yang cukup baik terutama di dunia broadcast dan industri kreatif. Mandiri Sejak Kecil Sejak kecil, wanita penyuka spaghetti carbonara dan pizza ini selalu dibiasakan oleh orangtuanya untuk mandiri. Setiap hari kedua orangtua Ellen tak jemu-jemunya mengingatkan bahwa ia adalah anak tertua. Konsekuensinya, ia harus menjaga adik-adik, harus bisa menyelesaikan persoalan di rumah, di sekolah, dan tentunya mengalah di dalam banyak hal. Ellen kecil juga selalu berada di posisi sebagai pengambil keputusan. Diakuinya, hal tersebut terkadang membuatnya lelah, meskipun ia cukup menikmati berada di posisi tersebut. Kemandirian Ellen semakin terasah saat sang Ibu yang dicintainya tiada. Ya, benar. Kehilangan Ibu adalah pengalaman paling pahit. Ellen amat dekat dengan Ibu, sehingga  kehilangannya, saat ia berusia 23 tahun, membuatnya sedikit terguncang. Tampaknya, waktulah yang menyembuhkan luka di hati Ellen. Beberapa lama setelah sang Ibunda wafat, hubungan Ellen dengan ayah menjadi semakin akrab. Ellen akhirnya bisa memiliki banyak sahabat terpercaya, sebagai tempat curhat, setelah sang Ibu tiada. Bagi Ellen, kedua orangtuanya adalah orang yang selalu mendukungnya, segila dan senekat apapun impian yang ingin dikejarnya. Mereka tidak pernah berkata-kata negatif untuk meredam impian atau cita-cita Ellen. Mereka juga selalu berusaha memenuhi seluruh kebutuhan Ellen tanpa pernah mengeluh dan menerima gagasan-gagasan Ellen dengan tangan terbuka. Suka Menulis Sejak SD Ellen mulai suka menulis sejak SD. Namun diakuinya ia benar-benar menulis cerpen ketika SMU. Di setiap waktu luang, biasanya Ellen lebih suka menulis cerpen dibandingkan mengobrol dengan teman-teman. Cerpennya diberikan ke teman-teman sekelasnya untuk dibaca. Hasilnya diluar dugaan, mereka bahkan sudah meminta kelanjutan ceritanya saat Ellen masih sibuk menulis cerita lanjutannya. Tahu bahwa tulisannya disukai, Ellen semakin giat menulis. Rahasia Sukses Ditanya tentang rahasia sukses, seraya tersenyum simpul, Ellen menjelaskan, ”Tidak ada formula pasti, yang saya lakukan hanyalah mengejar mimpi saya, dan merencanakannya menjadi langkah-langkah kecil untuk menjadikannya kenyataan. Ketika saya melihatnya kurang berhasil, biasanya saya akan menerapkan strategi lain.” Bagi Ellen, kesuksesan itu bukan hasil melainkan proses. Memang tidak mudah, tetapi Ellen begitu menikmati prosesnya. Sebab proses tersebutlah yang menjadikannya lebih dewasa, lebih skilfull dibandingkan sebelumnya. Hal ini memang sesuai dengan semboyan atau prinsip hidup Ellen, yaitu: ”as long as you are alive, there is always a chance”. Hal lain yang perlu diteladani dari Ellen adalah caranya di dalam mengefektifkan waktu. Gadis penyuka warna coklat ini mengakui kalau liburan, ia memilih untuk tidak bekerja tetapi melakukan hal-hal lain, seperti beribadah, meluangkan waktu untuk keluarga, teman, atau sekedar duduk menonton televisi sambil bertukar pikiran dengan ayah. Wanita Karir Ellen boleh dibilang wanita karir yang sukses. Dimana-mana karirnya begitu cemerlang. Mulai tahun 2009 – 2010 saat ia berkarir di B channel Television sebagai tim kreatif, kemudian di tahun 2012 saat berkarya di PT Skymedia Resources Indonesia sebagai TV Producer. Tak hanya itu, karir Ellen di bidang kepenulisan juga bersinar. Beberapa bukunya telah diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 2009 – 2010, seperti: You’re Worthy Happy Birthday, Seri Mandarin Ceria (Festival Kue Bulan, Bak Chang, Ang Pao,  Barongsai, Festival Musim Semi, Festival Lampion) dan novelnya berjudul Tofi: Perburuan Bintang Sirius yang sukses diterbitkan oleh PT. Kandel pada tahun 2012. Dengan berjuta karir dan prestasi yang dimilikinya, Ellen memang telah menjelma menjadi mutiara kebanggaan bangsa Indonesia. Gadis yang memfavoritkan anjing sebagai hewan kesayangan ini memiliki impian dan obsesi yang begitu mulia, yaitu menjadi penulis yang bisa membanggakan dan membawa nama Indonesia ke dunia Internasional. Selain itu, gadis bergolongan darah AB ini memiliki cita-cita nan mulia, yakni melahirkan penulis-penulis dengan karya-karya literatur bermutu, inspiratif, populer, dan memiliki kekuatan untuk mengubah peradaban. Impian, obsesi, dan cita-cita ini tampaknya mudah diwujudkannya, mengingat ia memiliki beragam koleksi buku bacaan favoritnya, yaitu: Sang Pemimpi (Andrea Hirata), Bumi Manusia (Pramoedya Ananta Toer), Trilogi Gideon the cutpurse (Linda Buckley Archer), Goosebumps (RL Stine). Teruslah berkarya, Ellen.... Hingga dunia dan bangsa Indonesia bangga kepadamu, Ellen!!!

”Jangan sia-siakan masa mudamu.

Terus berkarya, lakukan apa yang anda sukai, percaya, dan bekerja keraslah untuk itu.”

Ellen Conny




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline