Masa depan. Ya, masa depan mungkin menjadi kata-kata yang penuh misteri bagi setiap insan yang menjalani kehidupan. Tidak ada manusia yang hidup tanpa berkeinginan untuk memiliki masa depan yang cerah, bukan? Tidak ada yang mengharamkan kita untuk bermimpi memiliki masa depan yang cerah, karena itu adalah hak asasi bagi setiap manusia. Yang menjadi haram adalah apabila kita berani untuk bermimpi namun tidak berani untuk menghadapi tantangan dan berusaha mewujudkannya. Masa depan juga merupakan hal yang sudah pasti akan dialami suatu bangsa, dalam perjalanan menghadapi masa depan itulah parameter keberhasilannya dinilai dari seberapa kuat mental kita dalam melewati aral yang melintang.
Ibu pertiwi saat ini sedang menghadapi tantangan yang sangat rumit. Negeri kita pun masih dijajah sampai detik ini. Penjajahan kini bukan lagi bersifat kekerasan, namun penjajahan masa kini lebih kejam daripada kekerasan. Penjajahan yang terjadi masa kini ini lebih kepada penjajahan ideologi. Negara kita menjadi tempat yang sangat mengasyikkan bagi negara maju untuk “meracuni” mereka dengan produk-produk yang canggih dan berbagai paham serta ideologinya. Mereka juga mengeluarkan pesan-pesan yang berujung pada propaganda agar negara berkembang tertarik untuk menggunakan produk-produk mereka. Alhasil, masyarakat di negeri ini pun menjadi konsumtif dan hedonis. Uang dihambur-hamburkan tanpa mempertimbangkan mudharatnya, kebutuhan tersier pun kini mungkin untuk sebagian orang sudah berubah menjadi kebutuhan primer. Barang-barang mewah pun kini menjadi kebutuhan utama bagi sebagian orang untuk meningkatkan gengsi dan pamor dengan dalih untuk mempermudah pekerjaan dan mobilitas mereka. Ah, apa yang sedang terjadi saat ini? Sungguh ironis memang namun inilah kenyataanya. Paradigma liberal pun secara tidak langsung telah menyusup kedalam benak kita dimana hukum rimba sangat kental adanya. Individu yang tidak memiliki kompetensi otomatis akan tersingkir dengan individu lain yang lebih kompeten darinya. Singkatnya, kompetensi menjadi hal yang mutlak dimiliki oleh setiap individu jika ia tidak mau tersingkir dari ketatnya persaingan ini.
Ketika kita berbicara tentang masa depan, banyak sekali tantangan-tantangan masa depan yang akan kita hadapi bersama. Marilah kita mengambil salah satu contoh kecil tantangan terdekat yang akan segera di hadapi Indonesia pada tahun 2015 nanti. AEC (Asean Economic Community) 2015, ya salah satu contoh globalisasi yang akan segera diterapkan oleh negara-negara ASEAN, dimana setiap penduduk sebuah negara mempunyai hak untuk bekerja lintas negara sesuai dengan keingannya. Bagaimana rasanya di tahun 2015 nanti ketika kita terbangun dari tidur, disamping kita sudah ada orang-orang dari Malaysia, Singapura, Thailand? Tentu saja secara tidak langsung mereka mengancam keberadaan tenaga kerja asli Indonesia. Apayang akan terjadi apabila Indonesia dijejali dengan tenaga kerja asing yang bisa dibilang lebih qualified? Tidak dapat dibayangkan apabila ini tidak diimbangi dengan peningkatan kompetensi setiap individu penduduk Indonesia. Tentu saja akan terjadi ledakan pengangguran yang luar biasa apabila tenaga kerja dalam negeri kalah bersaing dengan mereka-mereka yang qualified. Namun kita tidak boleh takut dan khawatir, anggap tantangan itu sebagai sebuah pecutan untuk lebih bersemangat untuk men-develope potensi yang ada dalam diri kita.
Berbicara tentang meningkatkan kompetensi individu, banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan potensi diri kita. Kuncinya yaitu berani keluar dari comfort zone yang selama ini menjadi membelenggu dan menghalangi kita untuk mencoba tantangan-tantangan baru. Pendidikan dasar berbasis kepemimpinan menjadi pondasi awal sebuah individu untuk dapat bersaing dengan orang diluar sana. Kepemimpinan merupakansoftskill yang wajib dimiliki oleh setiap individu. Pendidikan tersebut tidak kita dapatkan dalam pelajaran di sekolah maupun kampus, melainkan kita dapatkan dari aktivitas-aktivitas dan ekstrakulikuler diluar sekolah maupun kampus. Banyak dari kita yang hanya memikirkan nilai akademis semata pada saat kita sekolah atau kuliah. Memang tidak salah berpikiran seperti itu, namun sebagai mahasiswa yang bisa dikatakan kaum intelektual danenerjik, sayang sekali apabila kita hanya kuliah pulang kuliah pulang. Banyak aktivitas diluar kampus sana yang bisa menjadikan kita beberapa langlah lebih maju daripada orang lain.
Ada beragam kegiatan yang bisa mengasah kepemimpinan kita, salah satunya dengan berorganisasi. Berorganisasi juga mampu meningkatkan kemampuan berbicara didepan banyak orang. Tidak banyak orang yang pintar namun juga memiliki kemampuan berbicara didepan umum yang baik.Hal lain yang dapat men-develope diri kita yaitu dengan mengikuti pelatihan, workshop, seminar, kursus, kompetisi, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut berguna untuk memberikan value added pada diri kita sehingga kita mempunyai beragam keahlian yang membuat diri kita lebih unggul dan memiliki daya saing diluar sana. Membuat diri kita terdiferensiasi dan unik, akan menambah peluang kita untuk berhasil dalam menghadapi berbagai tantangan diluar sana.
Mengasah insting entrepreneur juga hal yang tak kalah penting dimana persaingan tenaga kerja diluar sana akan semakin hebat dengan adanya AEC 2015. Sebagai generasi yang enerjik dan kreatif, alangkah baiknya apabila kita mempraktekkan ilmu-ilmu yang kita dapat semasa kuliah. Berwirausaha memang tidak semudah teorinya, butuh mental yang berani dan tahan banting untuk memulainya. Banyak orang yang terjun untuk berwirausaha pada saat ia sudah “berumur”, sebenarnya masa-masa tersebut anda sudah merasa lelah dan cenderung tidak berambisi lagi. Nah, selagi kita masih muda, manfaatkan lah tenaga dan pikiran kita untuk terjun berwirausaha selagi kita masih kreatif, inovatif, dan enerjik. Setidaknya, dengan berwirausaha kita bisa bermanfaat untuk orang lain dengan cara membuka lapangan pekerjaan. Sebab, hidup ini bukan hanya berbicara tentang bekerja untuk orang lain, tetapi alangkah indahnya apabila kita bisa membantu sesama dengan membuka lapangan pekerjaan baru untuk orang lain.
Dengan menjadi seorang entrepreneur, kita bisa menginspirasi banyak orang untuk ikut bersama-sama membangun Indonesia yang lebih mandiri kedepannya. Kita membutuhkan orang-orang yang berjiwa muda, bukan hanya orang yang berumur masih muda melainkan juga orang-orang enerjik yang memiliki pikiran dan semangat selayaknya orang yang masih muda. Mari kita ubah paradigma yang sudah selama ini terbentuk dan menjadi mindset dipikiran kita, sebut kita sebagai generasi perubah bangsa bukan penerus bangsa. Kita harus merubah bangsa ini bukan malah menjadi generasi penerus, sebab apa yang mau kita teruskan dari semua ini? Tidak ada yang pantas diteruskan dari semua kekacauan moral ini, jangan wariskan anak cucu kita dengan kebobrokan ini. Mari buat perubahan kecil yang dimulai dari diri kita sendiri. Intinya adalah jangan takut akan datangnya tantangan, hadapi dan jangan tunda apapun yang bisa kamu lakukan sekarang sebab kamu lebih berani dari apa yang kamu rasakan, kamu lebih kuat dari apa yang kamu kira, dan kamu lebih pintar dari apa yang kamu pikirkan.
Jadi, apa yang kamu tunggu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI