Lihat ke Halaman Asli

Dita Utami

ibu rumah tangga

Pendidikan Kolaboratif untuk Hindari Radikalisme

Diperbarui: 14 September 2023   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnn indonesia

Satu dekade ini, beberapa lembaga penelitian dan akademisi, menaruh perhatian pada apa yang diajarkan gurur-guru di sekolah. Apakah sesuai dengan kurikulum atau tidak, atau sering keluar dan mengajarkan apa yang menjadi keyakinan mereka.

Ketertarikan mereka punya dasar kuat, karena tidak dapat dipungkiri faham transnasional memang berinfiltrasi keberbagai bidang dan memenuhi berbagai ceruk dengan cara yang cerdas sehingga tidak seperti faham yang tidak seharusnya.

Mungkin kita ingat, beberapa kali media massa memberitakan soal temuan mereka pada soal ujian dan buku yang mengajarkan intoleransi yang  arahnya adalah radikalisme. Seperti ucapan kafir tepat untuk anak dengan keyakinan berbeda, atau saling mendukung harusnya ditujukan untuk orang yang sama agamanya saja.

Hal-hal seperti itu memberi dasar pemahaman ke pada anak bahwa akan lebih baik untuk bergaul dan mendukung kepada orang yang beragama sama. Sebaliknya mereka akan menjauhi orang dengan keyakinan berbeda. Dalam satu sampai dua dekade, jika situasi dan kondisi mendukung, maka perasaan itu mungkin akan bertransformasi menjadi tindakan yang cenderung radikal. Inilah yang mnejadi dasar pemikiran sekaligus kekhawatiran dari akademisi dan lembaga-lembaga atau kelompok yang mengusung pluralisme, seperti Wahid Institute atau Gusdurian dll.

Orangtua juga seharusnya peka dengan apa yang diajarkan sekolah kepada anak. Jangan sampai menyerahkan seluruhnya kepada pihak sekolah. Karena terkadang ada beberapa guru yang punya preferensi tersendiri soal keyakinan (agama) yang akhirnya mengajarkan sang anak, hal-hal menyimpang yang berbeda dengan yang diajarkan oleh agama. Atau mengontrol dengan ketat, ekstra kurikuler yang diikuti oleh sang anak sehingga kita tidak kecolongan. Maksud hati kita ingin anak mendapatkan pendidikan yang baik, namun ternyata pengajaran agama yang diperoleh adalah agama yang diyakini sang guru yang kadang menyimpang dari seharusnya alias radikal.

Sehingga, jika kita ingin mendapatkan hasil ideal untuk pendidikan nir radikal adalah adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah, lembaga peninjau, sekolah dan orang tua. Dengan adanya kolaborasi yang baik, maka kita dapat membangun ketahanan di lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline