Di tengah gemerlapnya kemakmuran di negara-negara maju, kehadiran kemiskinan yang tak kunjung hilang masih menjadi teka-teki yang sulit dipecahkan. Salah satu fenomena paling menggemparkan adalah angka kelaparan yang terus meningkat, bahkan di negara-negara yang memiliki perekonomian yang kuat.
Faktor yang menyebabkan kelaparan masih menghantui banyak orang di negara kaya adalah ketidakmerataan distribusi sumber daya. Meskipun ada kekayaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang, namun akses yang tidak merata terhadap sumber daya tersebut membuat sebagian orang terpinggirkan dan terlunta-lunta dalam kemiskinan, selain itu ada ketergantungan pada bantuan pangan, banyaknya orang miskin bergantung pada bantuan pangan dari pemerintah atau organisasi amal. Namun bantuan ini sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang layak
Selanjutnya, masalah struktural seperti diskriminasi rasial, gender, dan ketidaksetaraan dalam akses pendidikan dan pekerjaan juga turut memperburuk keadaan. Kelaparan bukan hanya disebabkan oleh kekurangan pangan, tetapi juga akibat dari ketidakadilan sosial yang merajalela.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang adil terhadap sumber daya dan kesempatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Hanya dengan upaya kolaboratif ini, kita dapat berharap melihat kemajuan yang nyata dalam memerangi kelaparan di negeri yang seharusnya kaya ini, selain itu kebijakan upah minimum yang lebih tinggi meningkatkan upah minimum dapat membantu pekerja berpenghasilan rendah untuk memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar termasuk makan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H