Lihat ke Halaman Asli

Saat Anak Keras Kepala, Apa yang Harus Orangtua Lakukan?

Diperbarui: 25 November 2019   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terkadang kita ingin marah ketika anak menunjukkan sikap keras kepalanya. Khususnya, anak sudah bisa membantah ucapan orang tua dan bersikeras sampai akhir. Sikap anak yang keras kepala tidak selalu menunjukkan sikap yang negatif.

Hal ini merupakan sebagian dari bukti pertumbuhan anak yang sudah bisa mengemukakan pendapatnya sendiri dan sudah dapat berpikir sendiri akan hal yang dilakukannya. akan tetapi saat anak menunjukkan sikap yang berlebihan, sebagai orang tua menangani anak harus dengan penanganan yang tepat. 

1. berbicaralah dengan tegas ketika diperlukan. ketika usia 3-4 tahun anak sudah bisa menunjukkan sikap untuk mengemukakan pendapatnya dan bersikap keras kepala, karena anak sudah bisa memahami situasi di sekitarnya, tentunya sikap keras kepala yang ditunjukkan berbeda saat anak usia 2 tahun.

Jika anak menunjukkan tindakan yang berbahaya, jangan memohon kepada anak untuk tidak melakukannya, tetapi coba bicara dengan tegas kepada anak. contohnya "dek, dengarkan ucapan bunda dan jangan lakukan itu". 

Berbicara dengan tegas kepada anak memang susah gampang, karena setiap perlakuan dan ucapan akan diperhatikan oleh anak dan akan membawa dampak pada diri anak. hindari ucapan ini kepada anak "kalau adek tidak mendengarkan bunda, bunda telponkan pak polisi" ucapan tersebut adalah suatu upaya menakut-nakuti anak dengan kondisi yang bukan sebenarnya.

Ketika anak tetap keras kepala, hindari ucapan memohon kepada anak, misalnya "adek, tolong dong dengarkan perkataan bunda". untuk meredakan suasana yang rumit ketika anak keras kepala hindari untuk memberikan negosiasi kepada anak, misalnya "kalau adik mendengar ucapan bunda, bunda akan belikan mainan untuk adik".

2. memahami sudut pandang anak. anak dapat memikirkan sebuah situasi menjadi beberapa situasi, yang artinya kemampuan berpikir anak sudah berkembang. jika kemampuan berpikir anak masih belum bisa dalam memahami situasi atau masih belum berkembang dengan fleksibilitas maka jangan memberikan perintah yang cukup keras kepada anak.

Jika penanganan tidak tepat dapat menghasilkan dampak anak yang semakin bersikeras pada pemikirannya sendiri. sebagai orang tua perlu memahami mengapa anak memiliki pemikiran seperti itu. mintalah penjelasan alasan mengapa anak memiliki pemikiran tersebut dan cobalah memahami sebagai diri anak. 

3. mengajarkan anak untuk mempertimbangkan pendapat orang lain. anak-anak bersikap keras kepala karena anak-anak memiliki pendapat pribadi yang kuat dikarenakan kurangnya memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan pendapat orang lain.

Anak-anak memiliki pemikiran yang kuat dan menganggap pendapatnya selalu benar didepan orang lain, sehingga anak akan selalu mencari cara untuk memenangkan pendapatnya dan pada akhirnya bisa saja anak akan menjauhkan diri dari hubungan pertemanan orang lain karena pendapatnya yang tidak terpenuhi. 

4. membantu anak mengubah pemikirannya sendiri. temperamen dan kecenderungan yang dimiliki oleh anak menjadi penyebab bergantungnya anak bersikap keras kepala. ketika anak takut dengan lingkungan yang asing menurutnya dan memiliki temperamen yang sulit dan orang tua menunjukkan hal-hal yang tidak biasa kepada anak, kemungkinan anak akan bersikeras untuk menolak tawaran atau perintah orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline