Oleh: Dita Prastika
Agan, sista, yang suka sekali dengan dimsum, ini ada artikel tentang sejarah dimsum yang ternyata udah ada sejk ribuan tahun lalu.
Ya, dimsum namanya. Makanan yang biasa disuguhkan dengan berbagai macam pilihan rasa ini sepertinya juga menjadi salah satu menu cemilan favorit orang Indonesia. Tahukah anda bahwa dimsum sudah berusia ribuan tahun lamanya? Ternyata makanan nikmat ini sudah ada sejak zaman Dinasti Han (206 SM – 220). Sejarahnya bermula pada periode Jalur Sutra, khususnya di bagian Asia Tengah ke Cina, di mana pada zaman Dinasti Han merupakan rute perjalanan yang sering dilalui para pedagang, buruh, dan petani. Mereka yang berlalu lalang sepanjang jalan memerlukan tempat beristirahat. Maka mampirlah mereka di kedai teh jalur tersebut untuk menikmati teh dan cemilan. Cemilan ini lah yang kita kenal sekarang dengan nama dimsum.
Kebiasaan menikmati dimsum dengan teh (yumcha) ini, ternyata sempat redup. Mengingat Hua Tong, salah satu tabib yang sangat terkenal pada masa itu mengatakan bahwa mengonsumsi dimsum dapat mengakibatkan kegemukan. Namun masyarakat Kanton di Cina Selatan tak menghiraukannya. Bahkan dimsum justru dikenal sebagai makanan tradisional yang dapat dinikmati bersama teman-teman.
Dalam penyajiannya, tentu dimsum dibuat semenarik mungkin. Mulai dari keharmonisan warnanya, bentuk, aroma, rasa, dan bahan dasarnya. Dimsum yang dikukus, biasanya disajikan dengan bambu sebagai wadahnya. Hal tersebut untuk menjaga agar dimsum yang akan dinikmati tetap dalam kondisi hangat.
Di Indonesia, dimsum sudah menjamur di berbagai lokasi dan dijual oleh pedagang kaki lima. Dengan harga yang terjangkau, kita bisa menikmati makanan tradisional asal negeri Cina.
Sesuai dengan bentuknya yang kecil dan porsinya yang sedikit, dimsum memiliki istilah sendiri dari bahasa Kantonis yang artinya 'makanan kecil', sedangkan dalam bahasa Mandarin disebut Dianxin yang secara harfiah berarti 'sedikit dari hati' atau 'menyentuh hatimu'. (Sumber: slaras.id)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H