Lihat ke Halaman Asli

Dita Meliza

Dare to dream!!! "Lakukan yang terbaik untuk masa depan yang baik". Jangan Over-Thinking! Yakini setiap mimpimu, Jalani dengan totalitas setiap Ilmu dan Materi yang ada, Lalu Berdo"a dengan Totalitas, Lakukanlah dengan semaksimal mungkin:)

Pendidikan Anti Korupsi

Diperbarui: 23 Juni 2024   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI/penatadigital.id

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Nama                           : Dita Meliza

NIM                            : 23.01.4419

Prodi                           : PAI -B

Dosen Pengampu        : Muamar Reza Pahlevi, MH.

 

 

A. Pendidikan Antikorupsi: Memahami Pentingnya Budaya Antikorupsi

  • Pendidikan Antikorupsi (PAK) sebagai gerakan budaya 
    • Pendidikan Antikorupsi (PAK) adalah sebuah gerakan budaya yang bertujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan nilai-nilai antikorupsi sejak dini. Dalam era modern ini, kita sering kali disuguhi berita-berita tentang tindak pidana korupsi dan perilaku koruptif yang terjadi di berbagai daerah, level, dan segi kehidupan. 
    • Fenomena ini menunjukkan bahwa perilaku koruptif telah merasuki hampir semua elemen masyarakat kita. Padahal, kita semua tahu bahwa korupsi adalah perilaku yang tidak bermoral. Semakin maraknya kasus korupsi merupakan sebuah ironi yang memprihatinkan.
  • Dampak tindak pidana korupsi dan perilaku koruptif

Tindak pidana korupsi dan perilaku koruptif memiliki dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat. Korupsi dapat menyebabkan ketidakadilan, ketimpangan, dan kerugian materi yang sangat besar. Selain itu, korupsi juga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan sistem hukum. Semua dampak negatif ini sangat mempengaruhi stabilitas dan kemajuan suatu negara.

  • Kenyataan budaya antikorupsi yang menghilang

Salah satu muara dari persoalan korupsi adalah hilangnya nilai-nilai antikorupsi dari diri individu. Nilai-nilai seperti kejujuran, kepedulian, kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan adalah nilai-nilai yang harus ditanamkan sejak dini. 

Namun, dengan banyaknya kasus korupsi yang marak dan beragam, serta perilaku saling menyalahkan dan mencari jalan pintas, kita menyadari bahwa budaya antikorupsi kita telah menghilang.

  • Ironi dalam perilaku koruptif 
    • Begitu banyak kasus-kasus korupsi yang terjadi, namun hanya sedikit pelaku korupsi yang menerima hukuman yang setimpal. Ironisnya, banyak pelaku korupsi yang tidak    mendapatkan sanksi yang cukup keras, bahkan ada yang bebas tanpa penalti. 
    • Hal ini menunjukkan bahwa sistem penegakan hukum kita masih memiliki kelemahan yang perlu diperbaiki. Selain itu, fenomena ini juga mencerminkan bahwa dalam masyarakat kita masih terdapat dukungan dan toleransi terhadap perilaku koruptif.
  • Hilangnya nilai-nilai antikorupsi dari individu     
    •  Korupsi adalah perilaku yang tidak bermoral dan bertentangan dengan nilai-nilai antikorupsi yang seharusnya ditanamkan dalam diri individu. 
    • Namun, banyak individu yang terjerat dalam perilaku koruptif dan kehilangan nilai-nilai antikorupsi. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kelebihan kekuasaan, ketidakadilan sosial, rendahnya kesadaran hukum, dan kurangnya keteladanan dari pemimpin.
  • Faktor-faktor hilangnya budaya antikorupsi     
    •   Hilangnya budaya antikorupsi di masyarakat tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam hilangnya budaya antikorupsi ini. Pertama, faktor sejarah dan penjajahan yang menyisakan kelemahan dalam perilaku kita. Mental menerabas, tidak menghargai waktu, dan meremehkan mutu adalah beberapa contohnya. 
    • Kedua, faktor pendidikan yang tidak konsisten dalam membentuk perilaku yang baik. Proses pendidikan yang hanya fokus pada penguasaan pengetahuan tanpa memperhatikan aspek moral juga berkontribusi pada hilangnya budaya antikorupsi. Hal ini perlu segera diperbaiki.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline