Lihat ke Halaman Asli

Dita Meisya

Mahasiswa

Gencarnya Informasi Terkait Isu Kesehatan Mental Melalui Literasi Media Digital Sebabkan Dampak Positif atau Negatif?

Diperbarui: 14 Mei 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kampanye gerakan literasi digital dalam beberapa tahun terakhir ini sedang gencar -- gencarnya di suarakan oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat umum. Literasi digital pada mulanya ditujukan untuk meminimalisir penerimaan informasi yang negative juga bahaya yang mungkin saja di dapatkan dari internet, namun dewasa ini literasi media digital dimanfaatkan untuk memperluas wawasan terkait banyak hal.

Literasi media digital merupakan sebuah keterampilan dalam menggunakan media dengan cara yang efektif, sehingga individu dapat mengetahui dimana tempat dan informasi yang tepat serta relevan. Literasi media digital memberi gambaran kepada khalayak sekaligus mengajarkan bagaimana individu agar bisa berfikir kritis ketika mengkonsumsi media. Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan khalayak dalam menggunakan media digital.

Lalu, apakah literasi media digital ini sepenuhnya memiliki dampak yang bisa diterima dengan baik? Atau malah sebaliknya?. Salah satu topic pembahasan yang sedang naik di perbincangan di berbagai macam platform media digital adalah isu mengenai kesehatan mental. Berbagai informasi mengenai isu kesehatan mental, kini sudah sangat mudah untuk di jumpai, mulai dari apa itu kesehatan mental, penyakit mental, dan diagnose serta cara penyembuhannya.

Para khalayak menjadi aware terhadap apa itu kesehatan mental, beberapa mulai menyadari pentingnya kesehatan mental serta menghargai para pengidap penyakit kesehatan mental. Tak sedikit campaign -- campaign mengenai isu kesehatan mental dihadirkan di media digital sehingga para khalayak lebih bisa memahami dan meminimalisir terjadinya penyakit kesehatan mental terhadap diri sendiri dan lingkungan di sekitarnya.

Namun ternyata dengan derasnya arus informasi yang hadir justru membuat control terhadap penyaringan informasi kepada khalayak menjadi terganggu. Dengan banyaknya informasi namun tidak di imbangi dengan kemampuan literasi media digital yang tepat, membuat banyaknya misinformasi yang memiliki dampak jangka panjang.

Apa yang terjadi? Kini banyak khalayak khusus nya generasi milenial yang justru melakukan self-diagnose atau mendiagnosa sendiri tanpa bantuan ahli dan menyatakan bahwa dirinya memiliki penyakit mental. Hanya karna membaca namun tidak diimbangi dengan kedewasaaan menerima informasi membuat para individu mendeklarasikan dengan bangga nya akan penyakit mental ini, padahal isu kesehatan mental banyak di gaungkan agar khalayak tau betapa berbahaya dan penting nya hal ini, sehingga harus ditangani oleh ahli dan bukan oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang berkaitan.

Khalayak yang belum memiliki kematangan logika serta emosional menyebabkan mereka mudah untuk terkena dampak negative dari media, sehingga literasi media digital yang tepat harus dibudayakan dan di matangkan. Salah satu teori yang bisa menyederhanakan apakah literasi media digital berdampak positif atau negative, adalah teori uses and gratification.

Mengapa demikian? Teori uses and gratification ini memiliki asumsi dimana individu adalah khalayak aktif yang mampu memilih media serta informasi sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka masing -- masing secara tepat tentunya. Maka dari itu sebagai pengguna media digital kita semua diharapkan dapat dengan bijak memilah informasi serta mengidentifikasi apa saja informasi yang bisa di terima dan tidak. DITA.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline