Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Dewasa Diharamkan Menari

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13699792691739670376

[caption id="attachment_264672" align="aligncenter" width="300" caption="photo taken by: Mbexx Deviantart"][/caption] Hmm laila la aho. Hmm laila la aho. Hoya-hoya, sarre e hala lem hahalla. Lahoya hele lem hehelle le enyan-enyan. Ho lam an lahoSyair di atas adalah pembukaan dari salah satu tarian dari Aceh. Gerakan dari sang penari tanpa syair akan hampa, begitu juga syair lagu tanpa gerakan sang penari. Tarian Saman dahulu hanya dimainkan oleh lelaki saja, tapi seiring dengan berjalannya waktu perempuan mulai menarikannya juga. Masyarakat tidak hanya menyukai, tetapi mereka tertarik untuk mempelajari tarian karena tari Saman juga merupakan salah satu cara berdakwah yang tidak membosankan. Saking populernya, tari Saman masuk dalam daftar representatif budaya takbenda warisan manusia yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2011 silam. Tarian ini sudah sering dipentaskan di luar negeri oleh pelajar-pelajar Indonesia. Namun, perempuan dewasa kini terancam tidak bisa menarikan tarian itu. Bupati Aceh Utara melarang perempuan dewasa untuk menarikan tarian yang mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, dan kekompakan ini. “Pelestarian budaya jangan sampai merusak nilai-nilai syariat Islam, seperti tarian oleh perempuan dewasa di depan tamu”, ujar Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib. Pernyataan tersebut disetujui oleh Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Aceh Utara. Para ulama itu memuji langkah Bupati Aceh Utara yang melarang perempuan Aceh menari. Mereka beralasan tarian bisa menunjukan lekuk tubuh dari perempuan dewasa. Himbauan ini langsung menuai kritik dari banyak kalangan, termasuk para pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri. Menurut mereka, tari Saman adalah salah satu cara yang baik untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia di negara lain, serta mempertahankan kebudayaan Indonesia supaya tidak diakui oleh negara lain. Masih banyak lagi tarian yang berasal dari tanah Serambi Mekkah itu. Tidak pernah ada yang salah dengan budaya termasuk tari-menari, mungkin yang dipertimbangkan adalah siapa dan kapan tarian itu dimainkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline