Semarang (12/08/2022) - Stunting sampai saat ini masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang ramai diperbincangkan. Berdasarkan data dari Dinkes Kota Semarang, total ada 1.367 kasus stunting di kota Semarang. Stunting merupakan istilah untuk anak dengan tinggi badan lebih pendek dari rata-rata tinggi badan normal anak-anak seusianya (berdasarkan WHO 2005, disebutkan bila berada dibawah -2 Zscore untuk stunted/pendek dan dibawah -3 Zscore untuk severe stunted/sangat pendek).
Stunting terjadi tidak hanya karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Faktor seperti pola asuh orang tua yang tidak tepat, ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, serta higienitas dan sanitasi yang tidak baik juga mendukung terjadinya stunting. Hal ini yang kemudian mempengaruhi asupan makanan dan menyebabkan berbagai infeksi, sehingga menimbulkan gangguan gizi pada ibu dan anak.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. Saat ini STBM bukan hanya sekedar suatu upaya pemberdayaan masyarakat yang terkait air dan sanitasi saja, atas dasar bahwa stunting bukan hanya karena kurang makan, maka STBM dapat diterapkan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanganan stunting yang dikenal sebagai STBM Stunting. Terdapat 5 pilar STBM, yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT), Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS RT), dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC RT). Penerapan STBM dapat dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan tidak langsung/intervensi sensitif kejadian stunting.
Program pencegahan stunting merupakan salah satu program yang masih terus digalakkan pelaksanaannya oleh pemerintah. Hal ini yang membuat mahasiswa Tim II KKN Undip 2021/2022 tergerak untuk melakukan sosialisasi STBM sebagai salah satu upaya mencegah stunting di Kelurahan Bringin, Semarang. Program ini bertujuan untuk dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penerapan STBM sebagai salah satu upaya pencegahan stunting yang diharapkan dapat membantu penurunan angka stunting di Kota Semarang terutama di Kelurahan Bringin.
Sosialisasi STBM untuk cegah stunting dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Puskesmas Ngaliyan pada tanggal 12 Juli 2022 yang dihadiri oleh perwakilan pengurus tiap RW di Kelurahan Bringin. Sosialisasi dilaksanakan dengan pemaparan informasi mengenai penerapan STBM untuk mencegah stunting, intervensi gizi seperti MPASI yang tepat untuk anak, pola asuh orang tua sebagai salah satu strategi pencegahan stunting yang dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab seputar informasi yang telah diberikan. Kegiatan ini mendapatkan respon yang sangat baik.
Selain kegiatan sosialisasi, juga dilakukan pembagian booklet mengenai stunting pada anak dan upaya pencegahannya yang berisi berbagai materi seperti manajemen menyusui yang baik dan MPASI yang baik yang dapat diterapkan sebagai salah satu langkah pencegahan stunting. Booklet diberikan dengan tujuan membantu masyarakat untuk mengingat dan memahami terkait berbagai informasi mengenai pencegahan stunting. Pembagian booklet dilaksanakan pada saat kegiatan Posyandu rutin pada RW 04, RW 05, dan RW 06 dilakukan.
Diharapkan program yang telah dilaksanakan ini dapat membantu program pencegahan stunting yang digalakkan oleh pemerintah dengan tujuan menurunkan angka stunting di Indonesia.
Reporter : Dita Hisan Qonita