Hari ini (23 Oktober 2016) bertemu seorang wanita yang baru pulang dari Malaysia dikarenakan salah satu orang tuanya meninggal . Setiba perjalanannya ke tanah air, beliau harus mengalami kekecewaan kembali dikarena 1 tasnya terbawa salah satu maskapai internasional menuju Makassar.
Selama pertemuan 30 menit, beliau bercerita bahwa ia merupakan seorang tenaga kerja wanita yang biasa menjadi cleaning service di mesjid. Ada 6 tahun telah dijalaninya di negeri seberang, tapi dia harus pulang juga mengingat usia yang tak muda lagi disamping anak- anaknya pun sudah melarang.
Dia bersyukur selama disana. Pendapatan yang didapatnya memang termasuk tinggi . Hal tersebut belum termasuk jika ada warga jemaahnya ditempatnya memberikan rezeki. Tidak hanya itu saja, terkadang beliau mau mengurut warga jemaah dengan ikhlas didasari dengan prinsip menolong. Ternyata dia mendapat 50 ringgit , padahal hanya 1 jam mengurut. Ya pekerjaannya sangat dihargai , dibanding dengan tukang urut di Indonesia.
Diakhir cerita , beliau mengatakan bahwa tidak enak mengambil banyak tapi tidak menjadi barokah (berkat) . Biar ambil setitik tapi menjadi barokah (berkat) , sehingga akhirnya pun menjadi berlimpah . "Semoga ilmu kalian seperti itu nantinya" , kata ibu kepada aku dan temanku.
Ya, menjadi berkat merupakan hal penting. Aku dan temanku bersyukur bisa mendengar pengalamannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
