Lihat ke Halaman Asli

Dita Dwi Cahyani

Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya

Pendidikan Kepramukaan dalam Sudut Pandang Progresivisme

Diperbarui: 14 Desember 2021   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat memiliki peran yang dominan dalam pengembangan pendidikan. Dalam beberapa kasus, filsafat dapat digunakan untuk mengkaji fenomena yang ada dalam dunia pendidikan. Hal tersebut mengharuskan seorang pengkaji memiliki pengetahuan yang cukup sebelum melakukan penelitian. Tentu, ini menjadi bukti apabila ilmu filsafat berpengaruh dalam peradaban manusia, terutama bidang pendidikan.

Salah satu fenomena yang menarik dikaji, yaitu tentang perkembangan peserta didik. Peserta didik merupakan penerus masa depan bangsa. Sehingga sejak dini mereka dibekali wawasan mengenai pendidikan kepramukaan. Pendidikan kepramukaan merupakan salah satu pendidikan nonformal yang dilakukan secara sukarela dengan memperhatikan prinsip dan tujuan kepramukaan, yaitu untuk melatih kemandirian dan kecakapan hidup anggota pramuka. Dalam pelaksanaannya, pendidikan kepramukaan memiliki beberapa jenjang. Jenjang ini bertingkat mengikuti usia peserta didik. Mulai dari tingkat siaga, penggalang, penegak, dan pandega.

Setiap tingkatan memiliki syarat kecakapan umum (SKU) yang harus dipenuhi. Hal ini sebagai suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap anggota pramuka. Sebagai sebuah penghargaan, anggota pramuka akan mendapat tanda kecakapan khusus (TKU) setiap selesai mengikuti ujian SKU. Semakin banyak menyelesaikan tingkatan SKU, semakin banyak pula TKU yang didapatkan.

Fungsi gerakan pramuka sangatlah banyak. Pramuka mampu dijadikan sebagai sarana pengabdian pada masyarakat luas. Setiap anggota pramuka diharapkan memiliki kesadaran dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka harus memiliki kepekaan sosial dalam menjalankan tanggung jawab sebagai warga negara. Selain itu, bagi peserta didik pramuka dapat diartikan sebagai kegiatan yang menarik dan edukatif. Pramuka menjadi ajang dalam melatih kecakapan dan pengembangan diri peserta didik.


Dalam pramuka, salah satu sistem yang dikenalkan adalah learning by doing. Yaitu sebuah pembelajaran yang dilakukan dengan praktik langsung. Melalui praktik di lapangan, peserta didik akan memperoleh pengalaman. Pengalaman inilah yang menciptakan kesan pembelajaran tersendiri sehingga mudah diingat untuk ke depannya. Hal ini sejalan dengan aliran filsafat progresivisme yang menilai kehidupan manusia secara berkelanjutan untuk arah yang positif. Ada beberapa alasan mengapa pendidikan kepramukaan termasuk dalam aliran filsafat progresivisme!

1. Pramuka Menyiapkan untuk Berkembang
Dalam pemikiran filsafat pendidikan progresivisme, pendidikan kepramukaan dipandang sebagai suatu proses pembelajaran pada peserta didik yang terus berkembang. Dalam implementasinya, progresivisme dari pendidikan kepramukaan tampak dengan adanya kesempatan pada peserta didik untuk mencoba hal baru. Kegiatan yang dilakukan di dalamnya membuat peserta didik memiliki kecakapan sebagai anggota pramuka. Hal ini akan membuat mereka menjadi manusia yang mandiri dan memegang teguh nilai dasa dharma apabila telah tumbuh dewasa.

2. Guru sebagai Fasilitator
Dalam perspektif ini, progresivisme menilai sosok pembina pramuka sebagai fasilitator. Para peserta didik sebagai pusat dari kegiatan. Dalam istilah lain dikenal dengan sebutan student center. Yang memiliki arti bahwa seluruh kegiatan kepramukaan berpusat pada siswa. Siswa adalah pelaku utama yang aktif dalam berkegiatan. Sebagai contohnya dalam kegiatan kepramukaan kita sering mendengar istilah perkemahan. Di dalam dunia perkemahan, siswa yang melakukan aktivitas dan kegiatan secara mandiri. Peran pembina pramuka atau guru hanya sebagai fasilitator. Yakni seseorang yang mengarahkan dan memfasilitasi kegiatan. Namun, pelaku utama tetaplah siswa sendiri.

3. Pendidikan yang Berjenjang
Pendidikan kepramukaan dari kacamata progresivisme dianggap sebagai kegiatan edukatif yang berjenjang. Terdapat beberapa kegiatan eksperimental yang sifatnya teratur. Metode pendidikan aktif pada pendidikan nonformal ini, tercermin pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Setiap gerakan pramuka memiliki jenjang yang teratur dan tersistematis. Dari jenjang ini, anggota pramuka mampu melakukan kecakapan kompetensi sesuai dengan tingkatannya. Sehingga dapat membuat mereka blajar dari tahap per tahap untuk mampu melakukan suatu hal yang diharapkan.

4. Melatih Pola dalam Berpikir
Dalam kegiatan kepramukaan, mereka diajari untuk berpikir kritis dan ilmiah. Saling berdiskusi juga bertukar pikiran dengan teman sebaya. Dari sini, pendidikan kepramukaan menciptakan ruang kepada peserta didik terus berproses. Sehingga dapat mengekspresikan minat maupun bakatnya secara progresif. Hal ini mampu menjawab tantangan di masa depan yang semakin banyak. Selain itu, dengan melatih pola berpikir, anggota pramuka lebih sigap menghadapi problematika yang terjadi dalam kehidupan nyata.

5. Memiliki Tujuan Jangka Panjang

Kegiatan kepramukaan memiliki tujuan jangka panjang bagi peserta didik. Pramuka menyiapkan setiap anggotanya memiliki kepribadian yang baik dan berakhlak mulia. Mereka dididik menjadi tunas bangsa yang sigap menghadapi segala persoalan. Selain itu, anggota pramuka dilatih untuk kuat fisiknya. Hal ini membuat peserta didik tumbuh menjadi insan yang kuat. Sehingga mereka memiliki bekal dalam menyongsong masa depan bangsa melalui penanaman jiwa patriotisme dan cinta tanah air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline