“Lu ambil jurusan apa,bro?”
“Teknik geodesi.”
“Hah? Geodesi? Ntar kerjanya apaan kalo udah lulus?”
Ilustrasi di atas menggambarkan kalau masih banyak orang yang belum tahu apa itu geodesi serta menganggap kalau jurusan tersebut kurang berprospek bagus. Eitss... jangan salah! Prospek kerja teknik geodesi itu banyak banget, lho! Mulai dari lembaga pemerintah, lembaga atau pusat penelitian, perguruan tinggi, hingga perusahaan swasta dalam dan luar negeri. Perlu diketahui bahwa kebutuhan akan ahli geodesi di instansi pemerintah maupun swasta jumlahnya sangat banyak, sementara lulusan geodesi di Indonesia masih sedikit serta hingga saat ini baru 4 PTN di Indonesia yang mengadakan prodi teknik geodesi. Berikut akan dipaparkan 10 prospek kerja lulusan teknik geodesi yang dikutip dari Modul Kuliah Kewirausahaan yang disusun oleh Ir. N. Sutopo.
- Badan Informasi Geospasial (BIG) atau dahuluBadan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
Lembaga yang satu ini berkaitan erat dengan teknik geodesi dan geomatika. BIG membutuhkan tenaga ahli geodesi dan geomatika serta tenaga pengukuran dan pemetaan untuk pekerjaan-pekerjaan antara lain sebagai berikut :
- Pembuatan Peta Dasar (peta rupa bumi)
- Survey kelautan, diantaranya permasalahan kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim, pasang surut, deformasi vertikal, pergerakan lempeng, abrasi/akresi, serta pencairan es di kutub utara.
- Survey di udara, diantaranya pembuatan foto udara.
- Penyusunan Rancangan Undang-Undang Informasi Geospasial, dan lain-lain.
- Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Di lembaga ini, dibutuhkan tenaga ahli geodesi dan geomatika serta tenaga pengukuran dan pemetaan untuk pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Pembuatan Sertipikat Tanah
- Rekonstruksi Batas
- Menyajikan Aplikasi Sistem Informasi Data Rekonstruksi Batas yang dapat diakses oleh semua kantor pertanahan di seluruh Indonesia.
- Menyajikan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan untuk pengelolaan administrasi sengketa dan konflik pertanahan, yang sampai saat ini belum terealisasi karena masih banyaknya bidang-bidang tanah yang belum terdaftar, dan lain-lain.
- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), antara lain melaksanakan pekerjaan sebagai berikut :
- Pendeteksian bidang ionosfer (sinyal) dan telekomunikasi
- Penginderaan jauh, yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengelolaan lingkungan, mitigasi bencana alam, gerakan tanah, dan lain-lain.
- Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Tenaga ahli geodesi dan geomatika akan selalu diperlukan untuk penataan, perencanaan serta pengembangan wilayah di darat termasuk pengembangan wilayah pantai dan pesisir serta memberikan informasi mengenai kondisi topografi dalam hal perencanaan dan pemanfaatan tata ruang. Kondisi ini akan terus berjalan seiring pola kehidupan masyarakat yang berubah sedikit demi sedikit serta berkelanjutan untuk merealisasikan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Akibat perubahan pola kehidupan masyarakat tersebut, diperlukan pemantauan (monitoring) dan evaluasi pemanfaatan ruang secara berkala. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari survey lapangan yang dilakukan antara lain oleh tenaga survei dan pemetaan, dan kemudian dianalisis oleh ahli geodesi dan geomatika.
- Kementerian Keuangan, Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Inventarisasi sumber daya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) memerlukan kelompok kerja yang secara khusus bertugas menginventarisasi dan mengevaluasi sumber daya PBB bagi kebijaksanaan pengelolaan dan pemanfaatannya. Kelompok kerja tersebut berfungsi menghubungkan aspek penyediaan data dan infomasi dengan aspek perumusan kebijaksanaan secara bertanggung jawab.
Peran data dan informasi spasial sangat berguna dalam pengelolaan PBB. Perkembangan sistem informasi akan mengarah pada interaksi data alfanumeris dalam Sistem Manajemen Informasi Perpajakan (PBB, PPN, PPh, dan BPHTB), kemudian intelerasi data grafis dengan data alfanumeris dalam Sistem Informasi PBB pada akhirnya akan menjadi interpendensi antar sistem informasi yang bertumpu pada data grafis (spasial) dan data alfanumeris dari instansi terkait.