ABSTRAK
Tahap prasekolah merupakan salah satu tahapan yang dilalui anak dalam proses tumbuh kembang anak usia 3 sampai 6 tahun yang memiliki tahap perkembangan yang juga terjadi pada tahap perkembangan kognitif, bahasa, fisik, dan psikososial. Perkembangan psikososial adalah perubahan dan stabilitas emosi, kepribadian, kehidupan sosial sehari-hari dalam membangun hubungan dan juga dalam berinteraksi dengan orang-orang sekitar. Perkembangan psikososial perkembangan seumur hidup yang telah dimulai sejak kecil hingga dewasa.
PENDAHULUAN
Tumbuh kembang seseorang adalah sesuatu yang bisa diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada setiap orang dan bersifat individual prosesnya memakan waktu penyelesaian setiap tahap dan setiap tahapan perkembangan lainnya (Damayanto et al., 2013)[1]. Fase prasekolah adalah tahapan yang akan dihadapi anak usia tiga sampai enam tahun, pada fase ini juga merupakan fase perkembangan yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik, dan psikososial.
Salah satu perkembangan yang sangat penting bagi anak yaitu perkembangan psikososial yang dilalui sepanjang hidup, seperti yang dikatakan oleh Erikson bahwa perkembangan psikososial adalah proses yang berkesinambungan, di mana setiap tahun pertama kehidupan pertama lahir akan membentuk perkembangan di masa yang akan datang. Perkembanga psikososial adalah perkembangan yang meliputi psikologi, moral kemudian emosi anak-anak dan juga bagaimana mengembangkan diri anak dimulai dari cara pengasuhan keluarga dan juga sekitar lingkungannya dalam menjalin hubungan dengan anak lain. Hal ini juga menjadikan perkembangan anak usia dini sebagai dasar perkembangan anak yang ditandai dengan terjadinya perkembangan psikososial (Damanik & Lubis, 2022). Oleh karena itu jika ada perkembangan atau salah satu perkembangan yang terlambat dalam prosesnya maka akan berdampak pada perkembangan psikososialnya karena perkembangan akan selalu berkaitan dengan selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
- Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial adalah perubahan dan kestabilan emosi, kepribadian, kehidupan sosial sehari-hari dalam menjalin hubungan dan interaksi orang-orang di sekitar. Perkembangan psikososial sepanjang hidup yang dimulai sejak kecil hingga dewasa nanti. Meskipun begitu, proses perkembangan psikososial pada anak usia dini itu dimulai dengan perubahan emosi dan sosial pada anak-anak. Oleh karena itu dibutuhkan stimulasi yang tepat untuk merangsang perkembangan psikososial anak sehingga mampu berkembang secara optimal (Khasanah et al., 2019).
Berbagai Faktor yang mempengaruhi Kemampuan sosial anak mencakup aspek-aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh pada kemampuan anak untuk bersosialisasi adalah sebagai berikut:
- Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dari berbagai usia dan latar belakang,
- Adanya minat dan motivasi untuk bergaul,
- Adanya bimbingan dan pengajaran dari biasanya menjadi model bagi anak, dan
- Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak[2].
- Berbagai Tahap Perkembangan
Pada usia 3 hingga 6 tahun, anak berada dalam masa bermain. Pada saat bermain, secara naluriah terkadang ia berinisiatif melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Ketika berinisiatif inilah, ia belajar lingkungan akan menanggapinya dengan baik atau justru mengabaikannya. Jika sambutan baik yang ia terima, maka ia akan mampu berimajinasi, mengambangkan keterampilan melalui bermain aktif termasuk berfantasi, bekerja sama dengan teman, dan menjadi "pemimpin" dalam permainan. Sebaliknya, ketika inisiatifnya selalu ditolak, ia akan merasa takut, sangat bergantung pada kelompok, dan tidak berani mengembangkan pikirannya.
Kemampuan sosial anak dapat berkembang dengan baik jika kita melatihnya untuk bersabar dalam mendapatkan sesuatu, mengantre mainan ketika mainan tersebut sedang digunakan oleh orang lain, bersimpati dan empati untuk saling berbagi, menolong, dan lain sebagainya. Berikut karakteristik perkembangan sosial anak sesuai usianya.
- Usia 0 hingga 1 tahun: mulai merespons dengan senyum, memperhatikan wajah atau suara orang dewasa, secara visual memilih seseorang daripada benda diam saat melihat wajah atau mendengar suara seseorang, menyesuaikan tanggapannya terhadap orang lain, tersenyum dengan selektif, memberi senyuman khusus untuk orang tua atau orang yang dikenalnya.
- Usia 1 hingga 2 tahun: berpartisipasi dalam permainan (mendorong mobil atau menggelindingkan bola bersama orang dewasa), bermain dengan lebih terfokus dan terorganisir, menerima aturan dari orang dewasa, meminta perhatian orang dewasa, menarik-narik orang dewasa untuk menunjukkan sesuatu, serta memberi salam pada orang dewasa atau anak yang dikenalnya ketika diingatkan.
- Usia 2 hingga 3 tahun: mulai mengerti bahwa perilaku berhubungan dengan konsekuensi, berbagi benda-benda dengan anak lain ketika diminta, membuat salah satu pilihan yang ditawarkan, berpartisipasi dalam kegiatan tertentu pada sebagian besar waktunya.
- Usia 3 hingga 4 tahun: suka bersajak, memainkan jari, menyanyi lagu sederhana bersama teman-temannya, membantu kegiatan bersih-bersih, bermain dalam kelompok kecil, menyukai cerita pendek.
- Usia 4 hingga 5 tahun: bermain sedikitnya satu permainan di atas meja dengan pengawasan orang dewasa, menunggu giliran dalam bermain tanpa pengawasan, mempertunjukkan suruhan sederhana, tida menganggu teman dengan sengaja, dan memilih kegiatan sendiri.
- Usia 5 hingga 6 tahun: bermain dua atau tiga permainan di atas meja, bermain bersama dengan dua atau tiga anak sedikitnya selama 20 menit, senang menyelesaiakn pekerjaan yang dipilihkan dengan giat, ingin mengerjakan sesuatu sendiri, dan mampu bermain pura-pura tentang profesi tertentu.
- Prasekolah: meneriman tanggung jawab sesuai usia dan perannya, senang dengan pengalamannya, menyelesaikan masalah dengan segera, membuat keputusan dengan risiko konflik yang minimum, tetap ada pilihannya sampai menyadari bahwa pilihannya itu salah, merasa puas dengan kenyataan, mampu menggunakan pikiran sebagai dasar untuk bertindak, dapat berkata tidak pada situasi yang mengganggunya, dapat berkata "ya" pada situasi yang membantunya, menunjukkan kemarahan secara tepat, menunjukkan kasih sayang, menahan rasa sakit dan frustasi, mampu berkompromi, fokus pada tujuan, dan menerima dirinya.
DAFTAR PUSTAKA