Lihat ke Halaman Asli

Hubungan Antara Pelestarian Lingkungan dengan Perilaku dalam Menjaga Kebersihan

Diperbarui: 17 Mei 2023   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Konsep Sikap

Berdasarkan pendapat yang berbeda, konsep sikap diartikan sebagai kecenderungan untuk berperilaku sama atau tidak  terhadap suatu objek. Dalam hal ini tentang kesediaan seseorang untuk menolak atau menerima suatu objek, berdasarkan penilaian apakah objek itu bermakna baginya atau tidak. Oleh karena itu, sikap mengacu pada pengetahuan dan perasaan tentang objek. Objek sikap adalah segala sesuatu yang dapat dinilai orang. Dimensi pertimbangan  sikap berupa skala positif-negatif. Sikap dengan demikian menempatkan suatu item pada salah satu skala penilaian.

Sikap menentukan perilaku seseorang terhadap rangsangan atau peristiwa manusia tertentu. Sikap adalah keadaan yang memungkinkan terjadinya suatu tindakan atau perilaku. Sikap seseorang terhadap suatu objek merupakan wujud dari komponen sikap yang meliputi tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan bersikap terhadap objek sikap. 

Dalam interaksi sosial, individu merespon dengan membentuk  sikap tertentu terhadap berbagai sasaran psikologis yang dihadapinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu; Pengalaman pribadi, budaya, orang lain yang signifikan, media, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan, dan faktor emosional pada individu.

Pelestarian Lingkungan Hidup

Menurut UU No 32 Tahun 2009 menyatakan bahwa, "Lingkungan hidup dapat diartikan kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya". Lingkungan hidup mencakup dua hal yaitu sosiosistim (komponen sosial) dan ekosistim (komponen hayati dan non hayati) yang saling berinteraksi dan ikut menentukan kelangsungan hidup manusia. Komponen lingkungan ekosistim terdiri dari komponen hayati (biotik) dan non hayati (abiotik). Lingkungan hayati (biotik) adalah semua makhluk hidup yang ada di sekitar individu baik tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Lingkungan non hayati (abiotik) adalah segala benda mati dan keadaan fisik yang ada di sekitar individu-individu, misalnya : batu-batuan, mineral, air, udara; unsur-unsur iklim, cuaca, suhu, kelembapan, angin, faktor gaya berat, dan lain-lain.

Masalah lingkungan merupakan gejala perkembangan yang kurang menyadari pentingnya perlindungan lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa kemajuan di segala bidang dan menimbulkan dampak lingkungan yang tidak diinginkan. Dampak lingkungan yang terjadi saat ini terutama disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Manusia sebagai objek pembangunan tidak memiliki etika lingkungan yang benar untuk lebih baik dari alam. Hal ini mengurangi daya dukung lingkungan karena sumber daya alamnya digunakan secara besar-besaran untuk kepentingan kehidupan manusia. Selain dampak tersebut, lingkungan semakin rusak akibat berbagai jenis pencemaran seperti sampah dan pengelolaan limbah.

Langkah-langkah perlindungan lingkungan Indonesia hanya dapat dilaksanakan jika semua warga mendukungnya. Ketidaktahuan lingkungan mengarah pada kesadaran lingkungan, yang berarti bahwa pengetahuan lingkungan mempengaruhi kesadaran lingkungan. Terkait dengan isu lingkungan saat ini, hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat terhadap lingkungan. Ketidaktahuan terhadap lingkungan menyebabkan ketidaktahuan terhadap lingkungan. Ini juga dapat menjelaskan mengapa ketidakpedulian lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan.

Permasalahan lingkungan Indonesia dapat diatasi dengan mengubah sikap mental masyarakat dari perusak lingkungan menjadi masyarakat yang sadar akan lingkungannya. Seseorang yang sadar akan lingkungannya adalah orang yang telah memahami dan menerapkan sikap dan model perilaku yang peduli terhadap lingkungan dan mengikuti prinsip-prinsip ekologi dan etika lingkungan.

Berdasarkan pembentukan sikap tersebut, maka sikap perlindungan lingkungan hidup merupakan suatu jenis evaluasi perasaan dan kecenderungan reaksi yang mungkin terjadi dalam upaya melindungi, mempertahankan, mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam terhadap tekanan perubahan atau pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan, agar dapat menopang kehidupan manusia dan makhluk lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia dari generasi ke generasi. Sumber daya alam yang dimaksud adalah sumber daya alam hayati, nonhayati, dan buatan manusia. Sikap seperti itu membuat kita berperilaku lebih bijak terhadap lingkungan.

Hubungan Antara Pelestarian Lingkungan Dengan Perilaku Dalam Menjaga Kebersihan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline