Lihat ke Halaman Asli

Dita Widodo

Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

Kisah Pendatang Baru di Bisnis Wedding Organizer

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1355878266984061038

[caption id="attachment_222559" align="alignleft" width="300" caption="Dekorasi pink&putih_byAmint"][/caption]

Amint : PING!!!

DW : Yes!!

Amint : Mba, aku sekarang sudah jalanin WO sendiri. September 2012 lalu saya keluar kerja. Dan tanggal 15 Desember kemarin event-event perdana saya. Di 3 lokasi sekaligus. DPR Kalibata tanggal 15 Des siang. Bellarosa Kemang, 15 Des malam. Dan catering untuk HKBP (lampiran foto-foto)

[caption id="attachment_222561" align="alignleft" width="300" caption="The Wedding_Purple&Gold_byAmint"]

13558784072036476353

[/caption]

[caption id="attachment_222562" align="alignleft" width="300" caption="Dapur Catering_ByAmint"]

1355878453267736168

[/caption]

DW : Subhanallah...Kereeeeen...!!

Amint : Saya kemarin juga nanganin catering untuk malam nominasi piala citra di metropole, pegelaran budaya betawi di tim, malam piala vidya di balai sarbini yg live di sctv..tapi malam puncak piala citranya di jogja jadi gak bisa deh:(

Amint : Trus wisata karyawan dari pabrik plastik dari banten di ragunan 700 nasi box

DW : Hebaaat!!!(y) Subhanallah.. Ohh..nasi box jg bisa?

Amint : Seminar jg bisa..kemarin ada jg seminar dari kementrian pariwisata world creative forum cuma catering 150 porsi. Kantor dan dapur di pisangan lama mba belakang bea cukai rawamangun. Nasi box bisa

DW: Ok, kalo main, bawa price list ya

Amint : ΌƘēếe...

DW :  iya...undang aku kek kalo ada acara :D

Amint : Nanti ada lg tgl 5 januari di gdng konsep outdoor rumah Pak Sarwono

Amint : Tgl 5 januari juga di depstrans kalibata, tapi wedding

Amint : Kapan bisa main ke tempat mba ya?

DW: Besok ada di tempat aku. Jam 10-an bs? Biar ketemu teman-temanku juga. Dan semoga bisa order juga suatu ketika :)

Amint : Boleh..boleh..boleh..

Amint : Iya mba..catering2 100 porsi jg bisa. Baik saya besok main kesana

DW : (y) aku tunggu :)

Esok hari, tepat jam 10.00, teman saya yang juga merupakan saudara sepupu suami saya datang. Semenjak saya mengenalnya, sejujurnya saya sudah mengagumi pembawaan anak ini. Wong ndeso yang dilahirkan di sebuah kampung di daerah Banjar ini bertubuh relatif kecil, dengan tampang biasa saja. Namun begitu ia bicara, terlihat matang dan penuh isi kepalanya. Dengan bahasa tubuh dan sikap ’unggah-ungguh’nya itu, kian mengundang simpati bagi siapa pun lawan bicaranya.

Di sinilah saya menarik sebuah kesimpulan, bahwa lingkungan dapat membentuk kepribadian seseorang.

Setelah 7 tahun ia bekerja di sebuah Wedding Organizer terkenal di Jakarta sebagai salah satu marketing, ia banyak belajar. Rupanya ia telah tertempa untuk biasa berhadapan dengan berbagai klien dimana jika dilihat dari kelas WO-nya pastinya lebih banyak dari kalangan ’middle-up’ dengan berbagai karakter yang beraneka ragam. Melayani dengan standard pelayanan yang telah ditetapkan perusahaannya, dan terlatih untuk tahu kapan harus bicara dan kapan harus mendengar, menjadikan anak desa ini tumbuh menjadi pribadi yang mengagumkan di mata saya.

Saya kembali teringat Lik Wur, pamannya Ipung di buku Hidup ini Keras maka Gebuklah.

Ipung, seorang anak desa krempeng dengan potongan anak desa seadanya tapi kemudian tumbuh menjadi pribadi yang mengagumkan berkat lecutan semangat yang dinyalakan sang paman.

Sudirman itu jendral, Soeharto juga jendral. Keduanya dari desa. Soekarno itu presiden, Susilo Bambang Yudoyono juga presiden. Keduanya juga dari desa. Mereka semua, asalnya dari desa. Kesimpulannya, semua orang hebat adalah wong ndeso. Karena itu kamu jangan minder, meski kamu wong ndeso”.

Maka, mendengar teman dan saudara saya itu mulai terjun ke belantara usaha, jauh di lubuk hati saya mengharapkan segala hal terbaik yang kan didapatkannya di hari depan.

Semoga ia kan lulus seleksi alam dari sekian orang yang mencoba memilih dunia usaha sebagai pilihan hidupnya.

Mengapa saya demikian berenergi mensupport anak-anak muda untuk memasuki dunia usaha? Karena negeri kita masih kekurangan jumlah ”pasukan perang’ di bidang perekonomian. Pengusaha di Indonesia belum genap mencapai angka 2% jumlahnya. Dan untuk tumbuh menjadi negara yang maju, salah satu cirinya adalah adanya 4% warga negara yang memilih berwirausaha.

Maka, mulailah saya dan beberapa teman mewawancarai seorang tokoh pendatang baru di blantika perdagangan ini.

Saya : Siapa saja partner bisnismu Mas?

Amint : Saya bertiga dengan seorang teman bernama Ats Mbak.. Kami sama-sama marketing di kantor lama Mbak. Dan seorang lagi adalah penyandang dana, yang adalah kakak sepupu teman saya.

Ceritanya di kantor lama ada 8 orang yang keluar bersamaan karena ada aturan yang tidak kami sepakati dengan owner perusahaan. Pilihannya, ikuti peraturan itu, atau keluar. Dan kami memilih keluar.

Tapi hubungan kami baik-baik dengan Pak Bos. Bahkan beliau sempat menitikkan air mata  saat melepaskan kami. Bagaimana pun selama ini kami adalah keluarga besar yang  telah banyak mengalami suka dan duka perjalanan.

Saat menangani event, biarpun telah bertahun-tahun, saya dan pastinya teman-teman bisa tidak tidur sama sekali dalam dua hari. Melototin dekorasi, mengkoordinasikan banyak hal, mengecek hal-hal sedetail mungkin. Dan ini terus terang jadi perekat kami semua karena kami saling support dalam berbagai kesulitan. Termasuk saat mengalami stress pekerjaan. Bos kami pun juga hampir selalu terlibat di setiap event.

Saya : Ohh, berarti bagus. Memang sebaiknya masuk dengan baik-baik, dan keluar pun juga sama. Perkara ada hal-hal yang tidak disepakati, namanya bisnis itu kan deal or no deal. Ga bisa ngikutin ya keluar aja. Dan pelajarannya, bosmu itu mengerjakan bisnis yang memang dia capable di dalamnya. Jadi biarpun kalian bedol desa ya dia tetap akan survive. Terguncang mungkin. Sempat down omsetnya mungkin. Tapi pasti dia bisa cepat membangun teamnya kembali. Dan yang perlu diapresiasi, dia juga fine aja begitu tahu mantan anak buahnya pada buka bisnis sendiri kan? Itulah mental yang seharusnya dimiliki oleh para bos. Jika ia keluar dari perusahaannya kemudian buat usaha sendiri di bidang yang sama, ya ga masalah. Itu berarti dia sukses mendidik muridnya, sehingga bisa lulus..hehehe

Meskipun pastinya akan lebih senang jika bisa bergabung terus membesarkan perusahaannya ya.

Amint : Iya, perusahaan lama saya memang sudah besar dan kuat lah. Mereka sekarang punya beberapa gerai kafe lho. Di TMII salah satunya.

Sahabat saya : Wah keren tuh pengembangannya. Terus ini dekorasi seperti di foto ini siapa yang mengerjakan? Rapi banget kelihatannya. Dari bahan apa aja?

Amint : Kebetulan kakak saya sendiri yang memproduksinya. Sebagian besar pakai stereoform, karena lebih mudah dibentuk, dan bervariasi. Bisa dibuat warna-warni pula. Kalau gebyok kan ga bisa diapa-apakan lagi. Ukiran seperti itu ya sudah, selesai.  Tapi ya memang tetap mahal jatuhnya, karena sekali pakai selesai. Jika perlu support buat dekorasi untuk acara gathering perusahaan, dan acara-acara lain, nanti bisa dibantu dengan best price deh..hehehe

Semakin meriah pembicaraan kami dengan diskusi nasi box, harga dan cita rasanya. Dan 200 nasi box untuk acara tanggal 25 Desember 2012 mendatang kami putuskan untuk memberikan pesanan padanya. Tentu setelah sample disetujui klien minggu ini.

Saya : Dapur memang sekarang memegang peranan yang sangat penting dalam industri catering. Karena untuk memasok catering karyawan di perusahaan-perusahaan pun biasanya orang akan survey dulu dapurnya. Bagaimana kondisinya, kebersihannya, sistem pengapiannya, dst. Jadi jika investasi pertama di dapur, itu sudah strategi yang tepat Mas. Ditambah kuatnya di dekorasi, InsyaAllah sudah modal-modal utama yang dimiliki.

Tapi ngomong-ngomong itu dapur sudah ready. Marketing sudah siap tempur. Tapi bagaimana dengan koki-nya? Ambil darimana?

Amint : Ohh koki kami masih freelance Mbak. Setelah seatle baru nanti kami bisa memutuskan untuk ambil yang permanen.

Saya : Wah..seru nih. Jadi Pak koki bawa teamnya sendiri untuk crew dapur begitu?

Sahabat saya : Iya lah Bu....Jadi kayak team outbond aja. Seorang games master yang meracik program, lalu membagi tugas pada fasilitator-fasilitator sesuai dengan konsep games yang dia buat. Begitu bukan Mas Amint?

Amint : Iya Bu, benar sekali. Jadi koki hanya meramu bumbu-bumbu dasar. Sambil ia membagi tugas si A motong apa, si B numis apa, si C ngaduk apa, dll...

Saya : Hahaha.....seru seru. Aku baru tahu juga kalo ini sih. Jadi hitungannya fee projectnya per porsi atau gimana Mas?

Amint : Iya, begitu. Untuk sekian porsi atau sekian satuan berat/ jumlah bahan, ongkos kerjanya sekian. Dan koki kami adalah talent murni yang belajar autodidak. Di kantor saya dulu, dia salah satu freelance juga. Tapi ia memilih keluar karena ada koki lain yang kemudian mendapat imbalan lebih besar karena kerjanya lebih lama dari dia. Meski keahlian si koki ini lebih baik, tapi sebenarnya perusahaan memang tidak bisa disalahkan. Perusahaan membayar harga sebuah loyalitas. Dan inilah kembali yang tadi kita bahas. Deal or no deal. Akhirnya koki yang sekarang kami pakai memang bekerja di beberapa WO lain. Karena saya percaya masakannya mantap banget, dan selama ini kami berhubungan baik, maka saya tarik sebagai koki kami.

Dalam hal ini tetap saya juga terus mencari partner supplier, agar saat si A tidak bisa support kami, masih ada pilihan-pilihan lainnya.

Saya : Kalau event perusahaan, instansi atau sekolah kan jelas tiap tahun mereka selalu ada acara. Beberapa perusahaan ada yang menyelenggarakan 3-4 kali bahkan lebih. Semacam outbond, outing, corporate gathering, training dll. Selain mereka bisa repeat order, kita juga bisa follow up dari data base yang ada karena acara mereka periodik sifatnya. Nah, kalau wedding, gimana biasanya?. Mereka kan sekali menikah ga akan berulang kali resepsi pastinya ya. Masa kita mengharapkan orang untuk menikah berkali-kali...??? Hahaha....

Amint : Hehehehe. Jadi ada beberapa hal. Bisa juga repeat order dari keluarga customer yang pernah kita tangani. Teman-teman, dan kerabatnya. Juga memang kami membina hubungan dengan gedung-gedung pernikahan. Nah sekarang karena target pertama saya dapur yang sudah ready mengepul, jadi saya juga mulai membangun jaringan dengan para EO dan penyelenggara acara. Kami juga membuat paket-paket konsumsi meeting ke kantor-kantor. Makanya, boleh ya saya minta daftar prospek atau kliennya PS? Agar bisa saya coba masukkan proposal catering kami.

Saya dan sahabat langsung menyanggupinya. Bahkan setelah ia pulang dari tempat kami, saya mulai bergerilya menghubungi rekan-rekan EO. Dan beberapanya langsung merespon baik untuk membuat janji pertemuan dengannya.

”Nasi box...nasi box..... Ada teman mau menikah dan perlu WO? Hubungi nomor ini ya...”

Kira-kira demikianlah seputar kisah perjuangan menggelindingkan usaha. Sungguh kami turut tersaluri energi ketika mendengar bagaimana rona wajah yang optimis terpancar di sana...Semangat juang dan berbagai strategi perang yang kini sedang diusahakan rekan pendatang baru di dunia usaha tersebut semoga dapat menginspirasi bagi siapa pun yang telah lama ancang-ancang menceburkan diri, namun masih saja terkalahkan oleh perasaan ketakutannya sendiri...  :):)

[caption id="attachment_222553" align="alignleft" width="300" caption="Dekorasi Wedding Pink + Putih_byDW"]

13558775312041800244

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline